Komentar Smotrich menggarisbawahi jurang pemisah antara seruan internasional untuk de-eskalasi dan naluri sebagian besar pemerintah sayap kanan Netanyahu yang menyerukan tindakan lebih keras terhadap warga Palestina.
Setelah membuat pernyataan-pernyataan tentang Hwara, Smotrich mengeluarkan komentar yang menyatakan media telah keliru menafsirkannya, tanpa menarik seruannya untuk penghapusan desa tersebut.
“Saya berbicara tentang bagaimana Huwara adalah sebuah desa yang bermusuhan yang menjadi sarang teroris” di mana serangan-serangan melawan orang-orang Yahudi dilancarkan setiap hari, kata Smotrich, sambil menambahkan bahwa dilarang main hakim sendiri.
“Saya mendukung respons tidak seimbang oleh militer Israel dan pasukan keamanan untuk setiap aksi terorisme,” termasuk “deportasi keluarga-keluarga para teroris,” kata Smotrich.
Pogrom
Dengan semakin mendekatnya bulan suci Ramadan dan festival Paskah Yahudi, para mediator asing berusaha untuk menurunkan ketegangan yang meningkat setelah sejumlah serangan jalanan Palestina yang mematikan dan serangan maut militer Israel.
Sebelumnya, Mayor Jenderal Yehuda Fuchs, yang memimpin tentara Israel di kawasan itu, mengatakan pasukannya telah menyiapkan tindakan balasan tetapi dikejutkan dengan intensitas kekerasan, yang menurutnya dilakukan oleh puluhan orang.
"Insiden Huwara adalah sebuah pogrom yang dilakukan di luar hukum,” katanya kepada N12 News Selasa malam.
“Hukuman kolektif tidak membantu memerangi terorisme, sebaliknya, ini bahkan mungkin menyebabkan terorisme,” tambahnya.
Pogrom adalah serangan massa, kerap disetujui oleh otoritas, terhadap minoritas religius, rasial atau nasional. Istilah ini kerap diterapkan untuk serangan-serangan terhadap komunitas Yahudi di Kekaisaran Rusia pada akhir abad ke-19 dan 20.
REUTERS
Pilihan Editor: Lavrov dan Menlu India Bertemu Jelang Rapat G20, Ini yang Dibahas