TEMPO.CO, Jakarta - Turki mulai membangun kembali pasca gempa dahsyat 6 Februari 2023, ketika jumlah korban tewas di Turki dan Suriah melampaui 50.000. Lebih dari 160.000 bangunan berisi 520.000 apartemen runtuh atau rusak parah akibat gempa berkekuatan 7,8 itu.
Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat (AFAD) mengumumkan jumlah korban tewas di Turki akibat gempa naik menjadi 44.218 pada Jumat malam, 23 Februarai 2023.
Dengan jumlah korban tewas terbaru yang diumumkan Suriah sebanyak 5.914, jumlah korban tewas gabungan di kedua negara naik menjadi di atas 50.000.
Menghadapi pemilihan dalam beberapa bulan, Presiden Tayyip Erdogan telah berjanji untuk membangun kembali perumahan dalam waktu satu tahun, meskipun para ahli mengatakan pihak berwenang harus mengutamakan keselamatan. Beberapa bangunan yang dimaksudkan untuk menahan getaran, runtuh akibat gempa terbaru.
"Untuk beberapa proyek, tender dan kontrak telah dilakukan. Prosesnya berjalan sangat cepat," kata pejabat tersebut, yang berbicara tanpa menyebut nama, menambahkan tidak akan ada kompromi pada keselamatan.
Di Turki yang terpolarisasi, perasaan politik mengarahkan sumbangan gempa
Pihak berwenang mengatakan tenda telah dikirim untuk banyak korban, tetapi orang-orang melaporkan kesulitan mengaksesnya.
"Saya punya delapan anak. Kami tinggal di tenda. Ada air di atas (tenda) dan tanah lembab. Kami meminta tenda lagi dan mereka tidak memberikannya kepada kami," kata Melek, 67 tahun, yang sedang mengantri bantuan di luar sekolah menengah atas di kota Hassa.
Sekolah tersebut digunakan sebagai pusat distribusi bantuan oleh sekelompok relawan bernama Interrail Turkey. Seorang relawan, Sumeyye Karabocek, mengatakan kekurangan tenda tetap menjadi masalah terbesar.
Pemerintahan Erdogan mengalami gelombang kritik atas tanggapannya terhadap kehancuran dan apa yang dikatakan banyak orang Turki sebagai kontrol kualitas konstruksi selama bertahun-tahun.
Rencana awal pemerintah Turki sekarang adalah membangun 200.000 apartemen dan 70.000 rumah desa dengan biaya setidaknya $15 miliar atau Rp228 triliun. Bank AS JPMorgan memperkirakan pembangunan kembali rumah dan infrastruktur akan menelan biaya $25 miliar.
UNDP mengatakan diperkirakan kerusakan itu telah menyebabkan 1,5 juta orang kehilangan tempat tinggal, dengan 500.000 rumah baru dibutuhkan.
UNDP telah meminta $113,5 juta dari dana $1 miliar yang diajukan oleh PBB minggu lalu, menambahkan bahwa akan memfokuskan uang ini untuk membersihkan tumpukan puing.
UNDP memperkirakan bahwa bencana tersebut menghasilkan antara 116 juta hingga 210 juta ton puing, dibandingkan dengan 13 juta ton puing setelah gempa di barat laut Turki pada tahun 1999.
Turki juga mengeluarkan peraturan baru di mana perusahaan dan badan amal dapat membangun rumah dan tempat kerja untuk disumbangkan ke kementerian urbanisasi bagi orang yang membutuhkan.
Banyak orang yang selamat telah meninggalkan wilayah selatan Turki yang dilanda gempa atau menetap di tenda, rumah kontainer, dan akomodasi lain yang disponsori pemerintah.
Pilihan editor Korban Tewas Gempa Turki 43.556 Orang, 564 Jadi Tersangka
REUTERS