Pemerintah Indonesia mengirimkan 119 personel EMT yang didukung dengan peralatan dan perlengkapan medis dan obat-obatan. Selain tim medis, Indonesia juga mengirimkan tim Urban Search and Rescue (USAR) dengan klasifikasi medium di Antakya, serta bantuan logistik lainnya.
Tim EMT ini terdiri dari dokter bedah umum, bedah ortopedi, anestesi, pediatrik, mata, internis, obstetri, psikiatri, spesialis darurat, spesialis anak, dan ahli forensik. Selain layanan rawat jalan, rumah sakit ini juga menyediakan layanan rawat inap dan tindakan operasi.
Untuk layanan kesehatan masyarakat, EMT juga menyediakan surveilans epidemiologi, nutrisi, dan kesehatan lingkungan. Kapasitas pasien yang dapat dilayani mencapai 150 hingga 200 pasien setiap hari. Operasi minor dilakukan untuk 5 hingga 10 pasien dan operasi besar untuk 2 hingga 3 pasien, dengan jumlah pasien rawat inap mencapai 20 orang.
Rumah sakit lapangan Indonesia telah berkoordinasi dengan dinas kesehatan Kota Hassa dan badan penanggulangan bencana Turkiye atau AFAD untuk memastikan operasional yang baik. Hingga akhir Februari, layanan medis di rumah sakit lapangan akan dijalankan oleh EMT.
Bantuan medis ini merupakan bentuk kepedulian Indonesia terhadap masyarakat Turki yang terdampak gempa dan diharapkan dapat membantu meringankan beban mereka selama masa pemulihan.
Jumlah Korban Gempa Turki Suriah Mencapai 46.000 Orang
Korban gempa Turki dan Suriah terus bertambah setiap harinya. Hampir dua pekan sejak terjadinya gempa, jumlah korban tewas di kedua negara mencapai lebih dari 46.000 orang. Sebanyak 84.000 bangunan rusak parah dan perlu dibongkar segera atau berisiko runtuh.
Dari data yang dihimpun, korban tewas di Turki mencapai 40.642 orang akibat gempa tersebut. Sementara itu, negara tetangganya, Suriah, melaporkan lebih dari 5.800 kematian.
Banyak warga yang masih tinggal di tenda-tenda darurat karena rumah mereka hancur atau rusak berat. Bantuan dari berbagai negara dan organisasi kemanusiaan terus mengalir untuk membantu korban dan mempercepat proses pemulihan. Namun, tugas yang dihadapi sangat berat mengingat besarnya jumlah korban dan kerusakan yang ditimbulkan akibat bencana ini.
NAUFAL RIDHWAN ALY | AL JAZEERA | REUTERS
Pilihan Editor: Ini Penyebab Gempa Turki dan Suriah Begitu Mematikan