TEMPO.CO, Jakarta - Gereja Katolik Ukraina memutuskan hubungan dengan Gereja Rusia, sehingga mulai tahun ini akan merayakan Natal pada 25 Desember tidak lagi 7 Januari.
Langkah Gereja Katolik Yunani Ukraina (UGCC), yang mempunyai jamaah sekitar 10 persen dari populasi warga Ukraina, disambut baik oleh Menteri Kebudayaan Oleksandr Tkachenko.
Baca Juga:
“Keputusan ini sesuai dengan tuntutan zaman dan opini publik,” katanya dalam akun Facebook mengutip hasil survei online nasional yang dilakukan pemerintah, Senin, 6 Februari 2023.
Jajak pendapat, yang diadakan pada Desember 2022, menunjukkan 59% dari lebih dari 1,5 juta responden mendukung pemindahan perayaan Natal ke 25 Desember, seperti di Eropa Barat.
Bulan lalu, Tkachenko berharap semua gereja di Ukraina setuju untuk merayakan Natal pada 25 Desember.
Pengumuman hari Senin oleh UGCC menjadikannya yang pertama melakukannya.
Hingga saat ini, semua gereja besar di mayoritas Ortodoks Ukraina mengikuti kalender Julian, yang merayakan Natal pada 7 Januari. Itu juga merupakan tanggal di mana Rusia merayakan hari raya tersebut.
UGCC sampai sekarang adalah salah satu dari sedikit gereja di seluruh dunia yang mengakui otoritas Kepausan sekaligus mengikuti kalender Julian, yang diganti oleh Vatikan dengan kalender Gregorian yang diubah pada tahun 1582.
Kepala UGCC, Uskup Agung Sviatoslav Shevchuk, mengatakan bahwa hari raya dengan tanggal tetap seperti Natal akan dipindahkan ke kalender baru, tetapi hari raya seperti Paskah akan tetap dirayakan menurut kalender lama.
REUTERS