TEMPO.CO, Jakarta - Polisi Turki menangkap 15 orang yang diduga terkait dengan kelompok ekstremis Negara Islam ISIS. Penangkapan tersebut dilakukan setelah adanya peringatan keamanan berhari-hari oleh konsulat Barat.
Baca: Utusan Menteri Luar Negeri Malaysia Usulkan Islamofobia Masuk Kategori Kriminal
Kantor berita Anadolu, mengutip pernyataan polisi Istanbul, mengatakan kelompok itu ditahan karena diduga merencanakan serangan terhadap Konsulat Swedia dan Belanda di Istanbul serta gereja dan sinagog. Namun menurut polisi, mereka tidak dapat memastikan adanya ancaman nyata terhadap lokasi tersebut.
Intelijen yang memimpin operasi polisi menyatakan bahwa kelompok itu mungkin telah menerima instruksi dari afiliasi Negara Islam yang disebut Negara Islam-Provinsi Khorasan atau ISIS-K. Kelompok ISIS-K ini aktif di Asia Selatan dan Asia Tengah.
Swedia dan Belanda telah menjadi sasaran protes kemarahan di Turki setelah seorang aktivis anti-Muslim Rasmus Paludan melakukan pembakaran Al Quran di Swedia. Pembakaran Al Quran juga dilakukan di Den Haag, Belanda.
Minggu ini, sekelompok negara Barat menutup sementara konsulat mereka di Istanbul karena masalah keamanan. Pejabat pemerintah Turki menuduh mereka gagal berbagi informasi tentang ancaman keamanan yang menyebabkan penutupan dan bertujuan membahayakan Turki.
Pada November, sebuah pengeboman di Istiklal Avenue yang ramai di Istanbul, yang terletak di jantung kota dan dekat sejumlah konsulat asing, menewaskan enam orang dan melukai beberapa lainnya. Pihak berwenang Turki menyalahkan serangan itu pada militan Kurdi namun tuduhan itu langsung dibantah oleh mereka.
Baca: AS dan Rusia Kompak Desak Turki Menahan Diri di Suriah
CHANNEL NEWS ASIA