TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri Cina menentang kesepakatan yang dicapai Amerika Serikat bersama Jepang dan Belanda untuk membatasi akses ekspor teknologi ke Cina dalam membangun industri semikonduktor canggih.
Baca juga: Ikut AS, Jepang dan Belanda Batasi Akses Cina ke Chip Canggih
"Cina dengan tegas menentangya karena praktik semacam itu tidak melayani kepentingan siapa pun," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina Mao Ning di Beijing, Senin.
Ia menganggap AS telah menyalahgunakan pengendalian ekspor dengan memaksa beberapa negara membentuk blok kecil untuk membendung Cina. Menurut dia, AS juga telah memolitisasi masalah teknologi dan perdagangan guna mempertahankan hegemoninya.
"Mereka menggoyahkan industri global dan rantai pasokan sehingga menimbulkan kekhawatiran global. Para pelaku bisnis beranggapan penyalahgunaan kontrol ekspor akan menciptakan gangguan dan berpengaruh terhadap efisiensi dan inovasi," ucapnya.
Cina akan mengikuti perkembangan dengan cermat dan dengan tegas melindungi kepentingan bangsanya.
"Pihak-pihak yang berkepentingan harus berhati-hati dalam mengatasi persoalan ini dengan mempertimbangkan kepentingan jangka panjang mereka sendiri dan kepentingan bersama masyarakat internasional," kata Mao.
AS terus mengontrol ekspor teknologi semikonduktor ke Cina yang diduga akan digunakan untuk membuat mikrocip canggih sistem persenjataan militer. Terkait kontrol tersebut, Cina mengajukan gugatan terhadap AS melalui Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Baca juga: Cikal Bakal Semikonduktor Chip, Alat yang Berperan Vital dalam Revolusi Bidang Elektronik
ANTARA