TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Sabtu malam berjanji akan membalas dengan keras, cepat, dan tepat terkait penembakan di sinagoga Yerusalem Timur pada Jumat malam. Serangan itu menewaskan tujuh warga Israel dan melukai tiga orang lainnya.
"Kami tidak mencari eskalasi, tapi siap untuk skenario apa pun," kata Netanyahu, usai sidang kabinet keamanan pada Sabtu, seperti dikutip dari The Times of Israel.
Dia menambahkan, kabinetnya juga akan menambah pemberian izin senjata bagi warga sipil yang memenuhi syarat untuk membela diri dari serangan.
Kontrol senjata di Israel relatif ketat, dan lisensi senjata api umumnya hanya diberikan kepada mereka yang dapat menunjukkan kebutuhan akan keamanan ekstra dalam pekerjaan atau kehidupan sehari-hari mereka.
Pelaku penembakan di depan sinagoga diketahui bernama Alqam Khairi (21). Pelaku yang tewas ditembak polisi Israel itu tak masuk dalam radar pasukan keamanan Israel.
Khairi juga tak berafiliasi dengan faksi perlawanan Palestina mana pun sehingga serangan itu dianggap sebagai aksi individu. Polisi Israel mengatakan Sabtu pagi bahwa mereka telah menahan 42 kerabat dan rekan Khairi.
Serangan paling mematikan dalam 30 tahun terakhir itu membuat Israel murka. Negara Yahudi itu pun mengerahkan lebih banyak pasukan ke Tepi Barat. Seorang juru bicara militer Israel mengatakan, satu batalion tambahan dikirim ke Tepi Barat untuk memperkuat personel yang ada.
Beberapa jam setelahnya, seorang remaja berusia 13 tahun kembali melakukan serangan dengan senjata api yang melukai dua orang di Kota Tua Yerusalem. Kedua serangan mematikan di Israel ditengarai sebagai pembalasan atas kematian 10 warga Palestina di Jenin, Tepi Barat oleh militer Israel. Diantara para korban ada seorang nenek dan dua anak-anak.
Baca juga: Penembakan Terjadi Lagi di Yerusalem, Pelakunya Bocah Palestina 13 Tahun
THE TIMES OF ISRAEL