TEMPO.CO, Jakarta - Pusat perjudian terbesar di dunia Makau kembali hidup setelah nyaris mati suri akibat pandemi dan pembatasan Covid-19 dalam 3 tahun terakhir. Adalah turis China yang meramaikannya selama liburan Tahun Baru Imlek.
Makau menikmati kebangkitan wisata China daratan sejak 8 Januari setelah wilayah administrasi khusus China mencabut semua persyaratan pengujian Covid-19 untuk pelancong yang datang dari daratan, Hong Kong dan Taiwan.
Makau menyambut lebih dari 71.000 pengunjung pada Senin, 21 Januari 2023, rekor satu hari tertinggi sejak pandemi, kata pemerintah dalam sebuah pernyataan Selasa malam.
"Saya datang ke sini untuk berjudi, senang melihat orang-orang di Makau," kata seorang pria bermarga Lam, yang melakukan perjalanan ke Makau dari Jiangmen di provinsi Guangdong, wilayah terdekat di China selatan.
Lebih dari 94% pengunjung ke Makau selama tiga hari pertama Tahun Baru Imlek, 21-23 Januari, berasal dari Tiongkok daratan dan wilayah administrasi khusus Hong Kong yang berdekatan. Kedatangan pengunjung harian rata-rata mencapai lebih dari 51.000, naik 217%, kata pemerintah.
Masuknya turis ke bekas jajahan Portugis itu, yang hanya menerima sedikit turis sejak dimulainya pandemi, terjadi setelah Beijing membuka kembali perbatasannya dengan negara-negara lain untuk pertama kalinya dalam tiga tahun pada Januari.
Biasanya, Makau hanya memiliki 15.000 kunjungan harian rata-rata pada tahun 2022.
“Sangat menyenangkan pemerintah China telah membuka kembali perbatasan, jadi saya bisa pergi ke mana saja dengan bebas dan tidak perlu karantina,” kata seorang wanita bermarga Wong yang berkunjung dari Hong Kong.
Banyak resor hotel di jalur gaya Las Vegas Makau telah terjual habis untuk masa liburan, kata para eksekutif.
Di dalam resor kasino kota yang mewah, pengunjung berkerumun di toko ritel seperti Sands China, sementara yang lain meminta foto di tempat-tempat wisata populer termasuk Reruntuhan St Paul yang terkenal.
Penduduk setempat mengatakan mereka berharap kenaikan pengunjung akan membawa dorongan permanen bagi perekonomian kota yang.
"Ini perbedaan yang sangat besar dibandingkan dengan kebijakan lockdown selama Covid dan rasanya ekonomi dapat pulih dengan cepat, tetapi saya masih menganggur sekarang karena Covid," kata seorang warga bermarga Chan.
REUTERS