TEMPO.CO, Jakarta - Ukraina kembali minta Barat mempercepat pasokan senjata untuk melawan serangan Rusia di wilayah timur negara itu. Serangan gencar itu membuat kota Dnipro luluh lantak, menghancurkan blok apartemen yang menewaskan 40 orang dan mengubur belasan lainnya.
Staf Umum Angkatan Darat Ukraina mengatakan bahwa artileri Rusia menggempur sekitar 25 kota dan desa di sekitar Bakhmut dan Avdiika, dua titik fokus upaya Rusia untuk maju di kawasan industri timur Donbas yang strategis.
Baca juga Rusia Ancam Hancurkan Semua Tank Kiriman Inggris ke Ukraina
Rusia juga terus menembaki lebih dari 30 permukiman di wilayah timur laut Kharkiv dan Sumy dekat perbatasan Rusia. Di selatan, tembakan mortir dan artileri Rusia menghantam beberapa kota, termasuk ibu kota regional, Kherson, yang ditinggalkan pasukan Rusia pada November.
"Pertempuran sangat sengit berlanjut di dua sektor utama... Bakhmut dan Avdiivka," kata analis militer Ukraina Oleh Zhdanov di YouTube, Selasa, 17 Januari 2023. "Musuh menyerang terus-menerus dan sepanjang waktu. Dan kami berusaha mempertahankan posisi kami. Pasukan Rusia aktif di malam hari - kami sangat membutuhkan peralatan penglihatan malam."
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan dalam pidato video Senin malam bahwa serangan terhadap Dnipro dan upaya Rusia untuk mendapatkan inisiatif dalam perang menggarisbawahi perlunya Barat "untuk mempercepat pengambilan keputusan" dalam memasok senjata.
Negara-negara Barat memberikan pasokan senjata ke Ukraina sejak pasukan Rusia menginvasi 24 Februari lalu, tetapi Zelenskiy dan pemerintahnya bersikeras bahwa mereka membutuhkan tank.
Inggris mengkonfirmasi pada Senin akan mengirim 14 tank Challenger 2 dan perangkat keras lainnya, termasuk ratusan kendaraan lapis baja dan rudal pertahanan udara canggih.
Jerman berada di bawah tekanan untuk mengirim tank Leopard 2 ke Ukraina, tetapi pemerintahnya mengatakan tank semacam itu harus dipasok hanya jika ada kesepakatan di antara sekutu utama Kyiv, khususnya Amerika Serikat.
Oleskiy Danylov, Sekretaris Dewan Keamanan Ukraina, juga menyebutkan pada Senin malam perlunya percepatan pasokan senjata karena pemerintah mengharapkan Rusia "berusaha melakukan apa yang disebut dorongan terakhir."
Danylov mengatakan kepada televisi Ukraina bahwa hal itu dapat terjadi pada peringatan invasi atau pada bulan Maret.
"Kita harus bersiap untuk acara seperti itu setiap hari. Dan kita sedang mempersiapkan ... Pertanyaan pertama dan terakhir selalu tentang senjata, bantuan untuk membantu kita mengalahkan agresor yang menyerang negara kita ini," kata Danylov.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin akan menjamu sekutu di sebuah pangkalan udara di Jerman pada hari Jumat untuk membahas bantuan lebih lanjut untuk Ukraina.
Zelensky juga meminta Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama (OSCE) berbuat lebih banyak terhadap warga Ukraina yang menurutnya dibawa secara paksa ke Rusia.
OSCE adalah organisasi keamanan regional terbesar di dunia, terdiri dari 57 negara, seperti Amerika Serikat, semua negara Eropa, termasuk Rusia, dan semua negara bekas Uni Soviet.
"Belum ada organisasi internasional yang menemukan kekuatan untuk mendapatkan akses ke tempat-tempat penahanan warga kami di Rusia. Ini harus diperbaiki," katanya.
Departemen Luar Negeri AS memperkirakan tahun lalu antara 900.000 dan 1,6 juta warga Ukraina, termasuk 260.000 anak-anak, dideportasi secara paksa ke wilayah Rusia.
Rusia menyangkal deportasi dan mengatakan mereka yang datang adalah pengungsi perang. Pada November, kementerian darurat negara itu mengatakan bahwa sekitar 4,8 juta warga Ukraina, termasuk 712.000 anak, tiba di Rusia sejak Februari.
REUTERS