TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Swedia disebut enggan mengekstradisi empat buronan yang dicari oleh Turki. Ankara menjelaskan orang-orang yang mereka buru itu, karena diduga ada kaitannya dengan ulama Turki yang berlindung ke Amerika Serikat, Fethullah Gülen. Komplotan itu, dituduh berada di balik upaya kudeta pada 2016.
Tanpa mengutip sumber, kantor berita TT melaporkan pada Kamis, 12 Januari 2023, Pengadilan Tinggi Swedia memutuskan musim panas lalu keempatnya tidak dapat diekstradisi, sehingga pemerintah tidak punya pilihan selain mengikuti keputusannya.
Baca juga:Diduga Terlibat Jaringan Terorisme, Turki Tahan Ratusan Warganya
Fethullah Gulen. russia-now.com
Permintaan ekstradisi dibuat pada 2019 dan 2020, sebelum Swedia dan Finlandia menandatangani perjanjian tiga arah dengan Turki yang bertujuan mengatasi keberatan Ankara terhadap dua negara Nordik yang bergabung dengan aliansi militer NATO. Kementerian Luar Negeri Swedia belum mengomentari laporan tersebut.
Sementara Turki menyebut keputusan terpisah oleh Pengadilan Tinggi pada Desember lalu untuk memblokir ekstradisi jurnalis Turki Bulent Kenes sebagai perkembangan yang sangat negatif.
Presiden Turki Tayyip Erdogan telah memilih Kenes sebagai orang yang diinginkan Ankara untuk diekstradisi dari Swedia sebagai syarat persetujuan Ankara agar Stockholm bisa bergabung dengan NATO.
Finlandia dan Swedia sama-sama meminta untuk bergabung dengan NATO pada Mei 2022, beberapa bulan setelah invasi Rusia ke Ukraina. Akan tetapi tawaran mereka memerlukan persetujuan dari 30 negara anggota NATO, termasuk Turki.
NATO adalah sebuah aliansi militer lintar negara yang didirikan pada 1949. Kantor pusat NATO ada di Brusels, Belgia, yang saat ini beranggotakan 30 negara, di mana 28 negara berasal dari kawasan Eropa.
REUTERS
Baca juga: Swedia Komplain Turki Ajukan Banyak Syarat untuk Jadi Anggota NATO
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.