Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Truk Tabrak Rombongan Pembawa Jenazah ke Krematorium China, 19 Tewas

Reporter

Editor

Yudono Yanuar

image-gnews
Ilustrasi kecelakaan truk. akamaihd.net
Ilustrasi kecelakaan truk. akamaihd.net
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sembilan belas orang tewas dan 20 lainnya luka-luka di China timur setelah sebuah truk menabrak iring-iringan pembawa jenazah ke krematorium di Nanchang, provinsi Jiangxi, Minggu dini hari.

Kecelakaan maut itu terjadi tepat sebelum pukul 01.00 waktu setempat, kata penyiar stasiun televisi negara CCTV, dan menambahkan bahwa yang terluka telah dikirim ke rumah sakit dan penyelidikan sedang dilakukan.

Jimu News, outlet berita yang dijalankan oleh Harian Metropolis Chutian milik negara di provinsi Hubei, mengatakan insiden itu terjadi ketika sebuah truk menabrak prosesi pemakaman.

Lebih dari 60 orang berjalan di pinggir jalan menuju ke krematorium, kata seorang korban bermarga Gong, kepada outlet tersebut. Istrinya tewas dalam kecelakaan itu dan kakinya terluka, kata Gong, yang menambahkan bahwa saat kejadian tidak berkabut.

Polisi lalu lintas Nanchang memposting di akun Weibo resminya sekitar pukul 7 pagi pada hari Minggu bahwa beberapa bagian daerah itu menghadapi "cuaca berkabut tebal."

"Visibilitas mengemudi buruk, yang kemungkinan menyebabkan kecelakaan lalu lintas," kata polisi.

Kecelakaan itu terjadi sehari setelah China memulai "chun yun", periode 40 hari perjalanan Tahun Baru Imlek, dengan ratusan juta orang mudik untuk menghabiskan liburan bersama keluarga.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Outlet berita Cina lainnya, Livestream Hainan, memposting wawancara audio dengan seorang penduduk lokal yang tidak disebutkan namanya di mana dia mengatakan bahwa terjadi banyak kematian, yang menyebabkan antrian panjang di krematorium lokal.

Ini kemungkinan besar telah menyebabkan anggota prosesi pemakaman memulai ritual mereka di dini hari, katanya.

Krematorium di seluruh China sangat sibuk karena kematian akibat virus corona setelah China mencabut nol-Covid bulan lalu, hingga menyebabkan gelombang infeksi besar-besaran.

Meski demikian, pemerintah China hanya melaporkan dua kematian baru terkait Covid untuk hari Sabtu, dibandingkan dengan tiga kematian pada hari Jumat. China mengatakan hanya menghitung kematian pasien Covid yang disebabkan oleh pneumonia dan gagal napas sebagai terkait Covid.

Penderita dengan komorbid yang meninggal, dianggap tidak terkait Covid meskipun sedang terpapar virus corona.

REUTERS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenang Banjir Yangtze 1931, Banjir Bandang di China yang Menewaskan 3,6 Juta Jiwa

2 hari lalu

Warga membersihkan puing-puing bangunan yang hancur akibat banjir bandang di Nagari Bukik Batabuah, Kabupaten Agam, 14 Mei 2024. Warga sudah mulai membersihkan puing-puing, material lumpur dan tumpukan kayu yang memasuki rumahnya, dan hingga saat ini korban meninggal meninggal akibat banjir yang terjadi pada Sabtu 11 Mei 2024 di Sumatra Barat itu sudah mencapai angka 47 orang. TEMPO/Fachri Hamzah.
Mengenang Banjir Yangtze 1931, Banjir Bandang di China yang Menewaskan 3,6 Juta Jiwa

Banjir bandang di Sungai Yangtze pada 1931 merupakan salah satu bencana alam terburuk dalam sejarah China, bahkan di dunia.


Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

2 hari lalu

Presiden Joko Widodo saat penyerahan bantuan pangan beras cadangan pangan pemerintah kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Gudang Bulog, Cibitung, Jawa Barat, Jumat 16 Februari 2024. Presiden Jokowi menepis anggapan bahwa kenaikan harga beras dipicu pemberian bantuan pangan dari pemerintah. TEMPO/Subekti.
Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebut bantuan beras merupakan langkah konkret untuk meringankan beban masyarakat.


RI-China Bahas Kerja Sama Riset di Bidang Pengolahan Nikel

3 hari lalu

Ilustrasi  smelter nikel. REUTERS
RI-China Bahas Kerja Sama Riset di Bidang Pengolahan Nikel

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto dan Duta Besar China untuk Indonesia Lu Kang bertemu untuk membahas penguatan kerja sama


Inilah 5 Temuan Polisi dan Kemenhub terkait Kecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana

3 hari lalu

Kondisi bus Putera Fajar rombongan dari SMK Lingga Kencana Depok yang terlibat kecelakaan maut di Ciater, Subang, Jawa Barat, 11 Mei 2024. Untuk sementara, 10 penumpang bus dan seorang pengendara motor tewas dalam kecelakaan yang melibatkan sejumlah sepeda motor dan mobil tersebut. TEMPO/Prima Mulia
Inilah 5 Temuan Polisi dan Kemenhub terkait Kecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana

Polisi dan Kemenhub menemukan setidaknya lima temuan terkait kecelakaan bus yang ditumpangi Siswa SMK Lingga Kencana.


Kecelakaan Maut di Subang dan Banjir Bandang di Sumbar Meneweskan 50 Lebih Korban

4 hari lalu

Kondisi bus Putera Fajar rombongan dari SMK Lingga Kencana Depok yang terlibat kecelakaan maut di Ciater, Subang, Jawa Barat, 11 Mei 2024. Untuk sementara, 10 penumpang bus dan seorang pengendara motor tewas dalam kecelakaan yang melibatkan sejumlah sepeda motor dan mobil tersebut. TEMPO/Prima Mulia
Kecelakaan Maut di Subang dan Banjir Bandang di Sumbar Meneweskan 50 Lebih Korban

Kecelakaan maut di Subang dan banjir bandang di Sumbar memicu kekhawatiran akan keselamatan publik dan kesiapan menghadapi bencana alam.


Ada yang Sampai Menewaskan 50 Lebih Korban, Ini Sederet Kasus Kecelakaan Maut Rombongan Anak Sekolah di Indonesia

4 hari lalu

Petugas memasuki bus Putera Fajar rombongan dari SMK Lingga Kencana Depok yang terlibat kecelakaan maut di Ciater, Subang, Jawa Barat, 11 Mei 2024. Untuk sementara, 10 penumpang bus dan seorang pengendara motor tewas dalam kecelakaan bus yang melibatkan sejumlah sepeda motor dan mobil tersebut. TEMPO/Prima Mulia
Ada yang Sampai Menewaskan 50 Lebih Korban, Ini Sederet Kasus Kecelakaan Maut Rombongan Anak Sekolah di Indonesia

Kecelakaan maut di Subang menambah daftar kecelakaan yang membawa rombongan anak sekolah yang tengah melakukan liburan atau study tour.


Batal Angkat Kaki, Ini 5 Ponsel Meizu yang akan Rilis

4 hari lalu

Ponsel Meizu M6. TEMPO/Charisma Adristy
Batal Angkat Kaki, Ini 5 Ponsel Meizu yang akan Rilis

Meizu melampaui ekspektasi dengan tidak hanya satu, tapi lima rencana peluncuran ponsel baru.


Penjelasan SMK Lingga Kencana Depok soal Kecelakaan Maut di Subang

5 hari lalu

Pengurus YKS dan kepala sekolah saat menyampaikan informasi terkait kecelakaan maut SMK Lingga Kencana di salah satu ruang, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Minggu, 12 Mei 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Penjelasan SMK Lingga Kencana Depok soal Kecelakaan Maut di Subang

Pengurus SMK Lingga Kencana Depok masih fokus pada penanganan korban kecelakaan maut di Subang


Orang Tua Siswa SMK Lingga Kencana Ungkap Bus Selip Saat Berangkat

5 hari lalu

Orang tua siswa korban tewas rombongan bus SMK Lingga Kencana, Diana menunjukan foto semasa hidup mendiang Mahesya di RT. 01/10 kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Minggu, 12 Mei 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Orang Tua Siswa SMK Lingga Kencana Ungkap Bus Selip Saat Berangkat

Seorang wali murid mengaku melihat ban bus rombongan SMK Lingga Kencana sempat selip sesaat setelah berangkat dari Depok menuju Bandung.


Kecelakaan Maut di Subang, Wali Murid SMK Lingga Kencana Kecewa ke Pihak Sekolah

5 hari lalu

SMK Lingga Kencana Depok. TEMPO/M Taufan Rengganis
Kecelakaan Maut di Subang, Wali Murid SMK Lingga Kencana Kecewa ke Pihak Sekolah

Salah satu wali murid SMK Lingga Kencana mengklaim sudah meminta pihak sekolah memastikan kelayakan bus sebelum berangkat