TEMPO.CO, Jakarta - Iran dilaporkan telah membebaskan aktris top Taraneh Alidoosti dengan jaminan tertentu. Dia dilepas setelah beberapa minggu ditahan karena mengkritik tindakan keras terhadap protes anti-pemerintah yang telah mengguncang Republik Islam selama berbulan-bulan.
Baca: Bertanding Tak Pakai Jilbab, Atlet Catur Asal Iran Berlindung ke Spanyol
Kantor berita semi-resmi ILNA, mengutip pengacara pada Rabu, 4 Januari 2023, mengatakan Alidoosti, yang ditangkap pada 17 Desember 2022, dibebaskan hari ini dengan jaminan. Kuasa hukum sang aktris tidak memberikan rincian lebih lanjut. Fotonya, diambil di depan penjara Evin yang terkenal di Teheran, dibagikan secara luas di media sosial.
Alidoosti mendukung protes di Iran, termasuk dengan memposting fotonya di Instagram pada November tanpa penutup kepala wajib. Dalam potretnya, dia memegang sebuah tanda bertuliskan "Perempuan, Kehidupan, Kebebasan" dalam bahasa Kurdi, slogan populer dalam protes massa.
Sang aktris sendiri terkenal karena perannya dalam "The Salesman". Film itu memenangkan Academy Award pada 2017.
Protes, yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini, seorang wanita muda Kurdi saat berada dalam tahanan polisi moralitas, telah menjadi salah satu tantangan legitimasi terbesar bagi Republik Islam yang dikuasai Muslim Syiah sejak revolusi 1979. Sejak kematian Amini, pengunjuk rasa dari semua lapisan masyarakat turun ke jalan, menyerukan kejatuhan penguasa ulama negara. Para wanita melepas dan membakar jilbab mereka dengan marah di seluruh negeri.
Lusinan aktris dan artis wanita Iran telah memposting foto diri mereka tanpa jilbab wajib, dalam solidaritas dengan demonstrasi di mana wanita telah memainkan peran utama.
Penguasa ulama Iran menuduh koalisi “anarkis, teroris, dan musuh asing” mendalangi protes tersebut. Sejumlah pihak menilai Tehran menghadapi krisis legitimasi terburuk mereka dalam empat dekade terakhir.
Simak: Israel Buka Kemungkinan Serang Iran dalam Dua Tahun
Republik Islam sejauh ini telah mengeksekusi dua orang yang terlibat dalam protes massal. Kelompok Hak Asasi Manusia Iran yang berbasis di Norwegia mengatakan bahwa setidaknya 100 pengunjuk rasa yang ditahan menghadapi kemungkinan hukuman mati.
REUTERS