TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Palestina dan tokoh Kristen mengecam pemukim Israel yang merusak pemakaman Kristen di wilayah pendudukan Yerusalem Timur.
Batu-batu nisan di pemakaman Kristen di Gunung Sion dirusak dan sejumlah tanda salib dicopot. Umat Kristen meyakini bahwa Perjamuan Kudus Terakhir Yesus terjadi di lokasi itu.
Baca juga: RI Kutuk Kunjungan Ben-Gvir ke Al Aqsa, Minta Israel Hormati Status Quo
"Ini bukan hanya tindakan pengecut, tapi juga menjijikkan, dan tidak diterima oleh manusia mana pun," kata Uskup Agung Anglikan Hosam Naoum saat konferensi pers seperti dilansir Daily Sabah Rabu. "Serangan ini jelas menunjukkan kebencian terhadap umat Kristen di Kota Yerusalem, yang sepenuhnya kami tolak," katanya.
Menurut Gereja Evangelical Episcopal di Yerusalem Timur, serangan itu dilakukan oleh dua pemuda pemukiman ilegal Yahudi pada 1 Januari 2023. Naoum mendesak otoritas Israel agar membawa pelaku perusakan ke pengadilan.
"Kami berharap agar masalah ini tak terulang lagi, sebab Yerusalem adalah kota dari situs-situs suci," katanya.
Polisi Israel mengaku telah melakukan penyelidikan untuk kasus tersebut.
Ketua Mahkamah Agung Palestina Mahmoud al-Habash mengatakan serangan itu mencerminkan "mentalitas rasis" Israel. "Serangan ini menunjukkan mentalitas rasis dan barbar Israel, yang tidak membedakan antara yang hidup dan yang mati," kata al-Habash dalam suatu pernyataan.
Kelompok Palestina penguasa Jalur Gaza, Hamas, meminta pertanggungjawaban Israel "atas ulah serangan ekstremis Israel terhadap pemakaman Kristen."
"Serangan dan penodaan pemakaman Islam dan Kristen di Yerusalem ini mengungkapkan identitas sesungguhnya pemukim Israel yang agresif terhadap warga (Palestina) serta tanah dan situs suci mereka," tulis pernyataan tersebut.
Otoritas gereja mengatakan kerusakan ditemukan pada Selasa, sementara rekaman kamera keamanan dari 1 Januari menunjukkan dua pria atau anak laki-laki merusak situs sambil mengenakan pakaian Yahudi.
"Tindakan kriminal ini dimotivasi oleh kefanatikan agama dan kebencian terhadap orang Kristen," kata Keuskupan Episkopal Yerusalem dalam sebuah pernyataan.
Berdiri di depan salah satu kuburan yang rusak, Naoum berkata: "Kami tidak hanya kecewa tetapi juga sangat sedih."
Uskup mengatakan pemakaman itu didirikan pada pertengahan abad ke-19 dan merupakan tempat peristirahatan terakhir para tokoh termasuk pendeta, ilmuwan, dan politisi.
Gunung Sion terletak di luar tembok Kota Tua dan telah menarik peziarah selama berabad-abad. Lokasi itu juga dihormati oleh orang Yahudi, sebagai tempat pemakaman Raja Daud.
Pada Desember 2021, para pemimpin gereja memperingatkan bahwa "Umat Kristen telah menjadi sasaran serangan yang sering dan berkelanjutan oleh kelompok radikal pinggiran" di Yerusalem dan Tanah Suci yang lebih luas.
Baca juga: Pemakaman Katolik di Yerusalem Dirusak
DAILY SABAH