Untuk kehidupan budaya, seni dan kerajinan masyarakat pribumi merupakan pengaruh besar dalam budaya Alaska saat ini. Selain itu, ketertarikan pada warisan Rusia Alaska juga kuat. Masyarakat adat Alaska terkenal dengan ukiran gading dan kayu mereka, dan seni ukiran totem yang hampir hilang telah dihidupkan kembali, terutama di Taman Sejarah Nasional Sitka. Kerajinan keranjang dan manik-manik juga merupakan kerajinan umum di kalangan Penduduk Asli Alaska.
Sejarah Alaska
Dilansir dari britannica.com, sekelompok orang telah mendiami Alaska sejak 10.000 Sebelum Masehi (SM). Saat itu sebuah jembatan darat terbentang dari Siberia ke Alaska timur, dan para migran mengikuti kawanan hewan melintasinya. Dari kelompok migran tersebut ada suku Athabaskan, Unangan (Aleuts), Inuit, Yupiit (Yupik), Tlingit, dan Haida yang tetap tinggal di Alaska.
Kemudian pada awal tahun 1700, masyarakat adat Siberia melaporkan adanya sebidang tanah besar yang terletak di sebelah timur. Pada 1728, sebuah ekspedisi yang ditugaskan oleh Tsar Peter I (Agung) dari Rusia dan dipimpin oleh seorang pelaut Denmark, Vitus Bering, menetapkan bahwa daratan baru tersebut tidak terhubung dengan daratan Rusia, tetapi karena kabut, ekspedisi tersebut gagal menemukan wilayah Utara Amerika tersebut.
Pada pelayaran kedua Bering, tepatnya di tahun 1741, puncak Gunung St. Elias terlihat, dan orang-orang dikirim ke darat. Bulu berang-berang laut yang dibawa kembali ke Rusia membuka perdagangan bulu yang mahal antara Eropa, Asia, dan pantai Pasifik Amerika Utara selama abad berikutnya.
Kendaraan mengevakuasi Homer Spit menyusul peringatan tsunami setelah gempa, di Homer, Alaska, AS, 28 Juli 2021. Brian Hudson/via REUTERS
Yang menarik, orang Rusia nyatanya pernah bermukim di Alaska. Hal tersebut dapat dilihat dari pemukiman Eropa pertama yang didirikan pada 1784 oleh Rusia di Three Saints Bay, dekat Kodiak saat ini.
Kodiak merupakan ibu kota Alaska hingga tahun 1806, ketika Perusahaan Rusia-Amerika, yang diselenggarakan pada tahun 1799 di bawah piagam dari kaisar Paul I, memindahkan kantor pusatnya ke Sitka, di mana terdapat banyak berang-berang laut.
Dengan kedatangan para pedagang bulu Rusia, banyak Unangan yang dibunuh oleh para pendatang baru atau terlalu banyak bekerja dalam berburu anjing laut berbulu. Banyak Unangan lainnya meninggal karena penyakit yang dibawa oleh Rusia.
Hingga akhirnya pada 1859, Rusia menawarkan untuk menjual Alaska ke Amerika Serikat. Mereka percaya bahwa Amerika Serikat akan mengimbangi saingan terbesar Rusia di Pasifik, yakni Inggris Raya. Meski Perang Saudara AS yang berlarut menunda penjualan, tetapi setelah perang usai, Sekretaris Negara William Seward dengan cepat menerima tawaran Rusia yang diperbarui.
Dan pada 30 Maret 1867, Seward menyetujui proposal dari Menteri Rusia di Washington, Edouard de Stoeckl, untuk membeli Alaska seharga 7,2 juta US Dollar. Senat menyetujui perjanjian pembelian pada 9 April, dan Presiden Andrew Johnson menandatangani perjanjian itu pada 28 Mei. Alhasil, Alaska secara resmi dipindahkan ke Amerika Serikat pada 18 Oktober 1867. Pembelian ini mengakhiri kehadiran Rusia di Amerika Utara dan memastikan akses AS ke tepi utara Pasifik.
DANAR TRIVASYA FIKRI
Baca juga : Kilas Balik Alaska Gabung ke Amerika Serikat Jadi Negara Bagian ke-49
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.