TEMPO.CO, Jakarta - Setidaknya 10 pekerja tewas dan empat lainnya cedera dalam serangan terhadap tiga kendaraan di dekat ladang minyak di Deir Ezzour, Suriah, Jumat, 30 Desember 2022. “Dua lainnya terluka dalam serangan teroris yang menargetkan tiga bus pengangkut pekerja dari ladang minyak Al-Taim di provinsi Deir Ezzor,” demikian dilaporkan kantor berita SANA.
Tidak dijelaskan, sifat serangan di daerah yang dikuasai Kurdi atau siapa yang mungkin berada di belakangnya. Tetapi seorang pemantau perang yang berbasis di Inggris mengatakan “sel-sel kelompok Daesh” melakukan serangan di dekat ladang minyak.
"Serangan itu dimulai dengan alat peledak yang meledak saat bus melaju, dan kemudian militan kelompok itu menembaki mereka," kata Rami Abdel Rahman, direktur Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, seperti dikutip AFP.
Pada hari Kamis, Pasukan Demokrat Suriah yang dipimpin Kurdi mengatakan mereka telah memulai serangan terhadap kelompok Daesh, menyusul serangan sebelumnya di sebuah penjara di Raqqa, barat laut dari serangan di bus.
Pasukan Demokratik Suriah (SDF) mengatakan serangan itu, dijuluki "Operasi Al-Jazeera Thunderbolt," bertujuan untuk mengusir Daesh dari daerah yang telah menjadi "sumber serangan teroris baru-baru ini."
SDF mengatakan sedang melakukan operasi bersama dengan koalisi dukungan AS, meskipun tidak ada konfirmasi langsung dari pasukan internasional bahwa mereka ikut ambil bagian.
Pernyataan SDF mengatakan bahwa selain serangan Raqqa yang digagalkan, para pejuang Daesh baru-baru ini melakukan delapan serangan di daerah Deir Ezzor, Hasakah dan kamp Al-Hol untuk orang-orang terlantar, yang menampung anggota keluarga militan Daesh.
Pada hari Senin, enam anggota pasukan Kurdi tewas ketika militan ISIS menyerang kompleks di Raqqa, bekas ibu kota de facto kelompok ISIS di Suriah, dalam upaya untuk membebaskan sesama militan yang dipenjara di sana.
Mengacu pada serangan udara Turki baru-baru ini terhadap pasukan Kurdi di Suriah timur laut, SDF mengatakan bahwa Daesh mencoba untuk “mengambil keuntungan” dari situasi tersebut dengan “melakukan lebih banyak serangan teroris.”
Setelah sempat menguasai sebagian Irak dan Suriah pada 2014, Daesh kini terpukul tetapi anggota pasukannya masih ada.
Didukung oleh koalisi anti-teroris internasional yang dipimpin oleh Amerika Serikat, SDF memelopori perang melawan Daesh di Suriah dan mengusir kelompok tersebut dari kubu terakhirnya di negara tersebut pada 2019.
Daesh terus mengklaim serangan di Irak dan Suriah, dan SDF secara teratur melancarkan operasi melawan mereka.
REUTERS, ARABNEWS