TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin mengecam Barat karena mencoba menghancurkan Rusia. Ia mengatakan dalam sebuah wawancara yang ditayangkan di televisi nasional bahwa serangan ke Ukraina bertujuan untuk menyatukan rakyat Rusia.
Baca: Ukraina Tuding Pernyataan Putin Siap Negosiasi Hanya Basa-Basi
Putin membenarkan serangannya ke Ukraina dengan dalih konsep "Rusia bersejarah." Ia menyatakan bahwa Ukraina dan Rusia adalah satu bagian.
"Lawan geopolitik Rusia (sedang) bertujuan untuk menghancurkan Rusia, Rusia yang bersejarah. Membagi dan menaklukkan, itulah yang selalu ingin mereka capai dan masih ingin dilakukan," ujar Putin. “Tapi tujuan kami berbeda, untuk mempersatukan rakyat Rusia,” katanya.
Putin menyatakan pemerintahnya bertindak ke arah yang benar dalam perang Rusia Ukraina. "Melindungi kepentingan nasional, kepentingan warga negara dan rakyat kita," katanya.
Dia mengulangi bahwa Moskow siap untuk bernegosiasi dan tidak terpengaruh ketika ditanya tentang sistem pertahanan udara baru yang akan dikirimkan Amerika Serikat ke Ukraina. "Tentu saja kami akan menghancurkannya, 100 persen!" Kata Putin. Ia mengacu pada baterai rudal Patriot yang dijanjikan kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Sebelumnya Putin mengatakan Rusia siap bernegosiasi dengan semua pihak yang terlibat dalam perang di Ukraina, namun Kyiv dan pendukung Baratnya telah menolak untuk terlibat dalam pembicaraan. "Kami siap untuk bernegosiasi dengan semua orang yang terlibat tentang solusi yang dapat diterima, tapi itu terserah mereka - bukan kami yang menolak untuk bernegosiasi, tapi mereka," kata Putin kepada televisi pemerintah Rossiya 1.
Meski Putin menyatakan siap berunding, dalam kesempatan sebelumnya Kremlin mengatakan akan berjuang sampai semua tujuan mereka tercapai. Ukraina juga menyatakan tekatnya tidak akan berhenti melawan sampai semua tentara Rusia keluar dari semua wilayahnya.
Awal pekan ini, Zelensky melakukan perjalanan pertamanya ke luar Ukraina sejak serangan dimulai. Ia mendapat dukungan kuat dari Presiden AS Joe Biden, termasuk sistem pertahanan udara paling canggih di Pentagon.
Bantuan militer dan keuangan Barat sangat penting untuk mendorong mundur pasukan Rusia dari Ukraina, termasuk dari Kherson, satu-satunya ibu kota regional yang dipegang oleh Rusia. Meskipun Rusia mundur dari kota, namun Kherson tetap berada di bawah ancaman persenjataan Moskow.
Tentara Ukraina menghitung 71 serangan di wilayah Kherson yang sebagian direbut kembali pada hari Sabtu, termasuk 41 di kota. Serangan itu termasuk penembakan mematikan di pasar yang sibuk di pusat kota yang menyebabkan 10 orang tewas dan 55 luka-luka. Kepala wilayah Kherson yang diangkat oleh Rusia, Vladimir Saldo, mengatakan di Telegram bahwa penembakan itu adalah provokasi menjijikkan oleh Ukraina yang bertujuan menyalahkan Rusia.
Dalam pidato hariannya pada hari Minggu, Zelensky mengutuk teroris Rusia. Sebaliknya ia berterima kasih kepada semua rekan senegaranya, termasuk tentara, dokter, sukarelawan, yang terlibat dalam mempertahankan Ukraina.
"Terima kasih untuk semua orang yang datang ke Kherson untuk membantu. Untuk menyelamatkan yang terluka dari serangan teroris pada hari Natal. Artileri dan mortir di jalan-jalan biasa Kherson!" kata Zelensky.
Simak: Putin Perintahkan Industri Senjata Tingkatkan Pasokan untuk Perang Ukraina
CHANNEL NEWS ASIA | REUTERS