TEMPO.CO, Jakarta - Kremlin membantah spekulasi berkembang yang menyebut bahwa lawatan Presiden Vladimir Putin ke Belarusia bertemu Presiden Alexander Lukashenko pada Senin, 19 Desember 2022, adalah untuk mendorong Minsk mengambil peran lebih aktif dalam konflik di Ukraina.
Di tengah kekhawatiran eskalasi terbaru di perang Ukraina, Juru Bicara Kantor Kepresidenan Rusia Dmitry Peskov, seperti dilaporkan kantor berita RIA Novosti, mengatakan kabar seperti itu "tidak berdasar" dan "bodoh".
Putin dijadwalkan tiba di Minsk pada Senin sore untuk kunjungan pertamanya ke sana dalam lebih dari tiga tahun. Meningkatnya aktivitas militer, inspeksi, dan pergerakan pasukan di Belarus, salah satu landasan peluncuran invasi Rusia ke Ukraina, telah membuat Kyiv ketakutan.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menekankan misi melindungi perbatasan negaranya adalah prioritas ajek. Ukraina siap dengan segala kemungkinan skenario pertahanan. "Melindungi perbatasan kami, baik dengan Rusia maupun Belarus - adalah prioritas kami. Kami sedang mempersiapkan semua kemungkinan skenario pertahanan," kata Zelensky dalam pidato video rutin pada Minggu malam, 18 Desember 2022.
Putin mengunjungi Belarus pada hari Senin bersama dengan menteri pertahanan dan luar negerinya. Putin, yang pasukannya telah dipukul mundur di utara, timur laut, dan selatan Ukraina sejak menginvasi pada Februari, mengambil peran yang lebih publik dalam perang tersebut. Dia mengunjungi markas operasinya pada Jumat, 16 Desember 2022 untuk menemui komandan militer.
Walau menepis kabar Moskow akan menekan Minsk untuk bergabung dengan apa yang disebutnya "operasi militer khusus", juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada kantor berita Rusia bahwa Belarusia adalah "sekutu nomor satu" Rusia.
Komandan pasukan gabungan Ukraina Serhiy Nayev mengatakan dia yakin pembicaraan itu akan membahas agresi lebih lanjut terhadap Ukraina dan keterlibatan yang lebih luas dari angkatan bersenjata Belarusia khususnya dalam operasi melawan Ukraina. Dia menyampaikan pandangannya juga berdasarkan pengamatan di lapangan.
Sementara jenderal top Ukraina, Valery Zaluzhniy, mengatakan kepada The Economist pekan lalu bahwa Rusia sedang mempersiapkan 200.000 pasukan baru untuk serangan besar yang bisa datang dari timur, selatan atau bahkan dari Belarus pada awal Januari, tetapi lebih mungkin di musim semi.
Pasukan Rusia menggunakan Belarusia sebagai landasan peluncuran untuk serangan gagal mereka di ibu kota Ukraina, Kyiv, pada Februari, dan telah terjadi aktivitas militer Rusia dan Belarusia di sana selama berbulan-bulan. Moskow dan Minsk telah membentuk unit militer gabungan di Belarusia dan mengadakan banyak latihan. Tiga pesawat tempur Rusia dan pesawat peringatan dini dan kontrol udara dikerahkan ke Belarusia minggu lalu.
Lukashenko, pemimpin Eropa timur yang diasingkan Barat karena bergantung pada dukungan Moskow, telah berulang kali mengatakan Belarusia tidak akan memasuki perang di Ukraina. Diplomat asing mengatakan pengiriman pasukan Belarusia akan sangat tidak populer di dalam negeri.
Sanksi
Sanksi Barat telah mempersulit Belarus untuk mengirimkan pupuk kalium, ekspor utamanya, melalui pelabuhan Baltik. Analis militer Barat mengatakan pasukan kecil Lukashenko tidak memiliki kekuatan dan pengalaman tempur untuk membuat perbedaan besar - tetapi dengan memaksa Ukraina mengerahkan pasukan ke utara, hal itu dapat membuatnya lebih rentan terhadap serangan Rusia di tempat lain.
Pentagon mengatakan pada 13 Desember lalu bahwa mereka tidak melihat "aktivitas lintas batas apa pun yang akan datang oleh Belarusia saat ini".
Kunjungan Putin diumumkan pada Jumat setelah perjalanan kejutan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu ke Belarus pada 3 Desember. Dia menandatangani perjanjian dengan rekan Belarusia yang rinciannya tidak diungkapkan.
Menteri Luar Negeri Belarusia Vladimir Makei, salah satu dari sedikit pejabat di pemerintahan Lukashenko yang memiliki hubungan baik dengan Barat, meninggal mendadak bulan lalu. Tidak ada penyebab resmi kematian yang diumumkan. Penggantinya, Sergei Aleinik, bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada Senin, 19 Desember 2022.
Lukashenko mengatakan dia dan Putin akan membahas upaya jangka panjang untuk mengintegrasikan masing-masing bekas republik Soviet mereka ke dalam Negara Persatuan supranasional.
Pembicaraan dilihat oleh oposisi Belarusia sebagai kendaraan untuk aneksasi Rusia yang merayap. Kantor berita negara Belarus, BelTA, mengatakan mereka akan menjawab pertanyaan dari wartawan setelah pembicaraan mereka.
REUTERS