TEMPO.CO, Jakarta - Bank sentral Iran menyalahkan kerusuhan anti-pemerintah baru-baru ini sebagai penyebab jatuhnya mata uang rial Iran hingga ke rekor terendah. Hal itu diungkap oleh Gubernur Bank Sentral Iran pada Sabtu, 17 Desember 2022.
Gelombang kerusuhan di Iran saat ini merupakan salah satu tantangan terbesar bagi pemerintahan teokratis di Iran sejak Revolusi Islam 1979. Pada Sabtu, 17 Desember 2022, muncul juga aksi protes yang dilakukan oleh kelompok pekerja minyak menuntut upah yang lebih tinggi.
Baca juga: Iran Tak Terima Didepak dari Komisi Perempuan PBB
Sebelum diketahui tewas, Mahsa Amini ditangkap lantaran tidak menggunakan hijab saat berjalan keluar dari stasiun Shahid Haghani, di Teheran bersama saudara laki-lakinya, Kiarash. Ia ditangkap pada 14 September 2022 sekitar pukul 18.30 waktu setempat. IranWire/via REUTERS
Kerusuhan yang lebih luas saat ini telah mencengkeram Iran. Unjuk rasa dipicu oleh penahanan Mahsa Amini, 22 tahun, yang ditangkap karena mengenakan "pakaian tidak pantas" di bawah aturan berpakaian Islami yang ketat bagi wanita. Amini pada 16 September meninggal saat dalam penahanan.
Gubernur Bank Sentral Iran Ali Salehabadi mengakui bahwa kejadian dalam dua bulan terakhir telah berkontribusi, bersama dengan sanksi Amerika Serikat, terhadap rekor jatuhnya mata uang Iran, tetapi menyarankan dolar dapat disuntikkan ke pasar untuk menopang rial yang bermasalah.
"Untuk melakukan penyesuaian di pasar (valas), kami di Bank Sentral akan bertindak sebagai pembuat pasar dan sebagai pembuat kebijakan mata uang keras. Mata uang keras mana pun yang lebih diminati, kami akan menawarkannya di pasar," kata Salehabadi kepada TV pemerintah.
Mata uang Iran jatuh ke level terendah terhadap dolar Amerika pada Sabtu, 17 Desember 2022, karena warga Iran yang putus asa menemukan tempat berlindung yang aman untuk tabungan mereka sehingga mencoba membeli dolar, mata uang lainnya, atau emas.
Di pasar tidak resmi, dolar dijual sebesar 395.600 rial Iran atau naik dari 386.800 pada Jumat, 16 Desember 2022 berdasarkan situs valuta asing Bonbast.com. Sedangkan di Donya-e-Eqtesad, nilai mata uang dolar terhadap rial Iran sebesar 382.300 atau naik 1,2 persen pada Jumat, 16 Desember 2022.
Rial telah kehilangan hampir 20 persen nilai mata uangnya sejak protes nasional meletus tiga bulan lalu. Pada Mei 2018, mata uang diperdagangkan sekitar 65.000 per dolar AS tepat sebelum Amerika Serikat menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran dengan kekuatan dunia dan menerapkan kembali sanksi terhadap negara tersebut.
Sebuah video yang dibagikan di Twitter oleh 1500tasvir, yakni sebuah akun yang memiliki 400 ribu pengikut, menunjukkan stasiun metro di Teheran pada Sabtu di mana kerumunan meneriakkan tuntutan agar tahanan politik harus dibebaskan.
Aktivis HRANA mengklaim 495 pengunjuk rasa telah tewas per Jumat, 16 Desember 2022. Dari jumlah itu, 68 anak di bawah umur dan 62 anggota pasukan keamanan. Dikatakan pula ada 18.450 orang diperkirakan telah ditangkap.
Reuters | Nugroho Catur Pamungkas
Baca juga: Final Piala Dunia : Bek Argentina Diragukan Karena Pendek, Simak Deretan Bek Beringas Meski Pendek
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.