TEMPO.CO, Jakarta - Orang-orang bersenjata melepaskan tembakan pada Senin 12 Desember 2022 di dalam sebuah hotel di ibu kota Afghanistan, Kabul, yang populer bagi warga negara China, kata dua sumber Taliban kepada Reuters. Ini menjadi kekerasan terbaru di Afghanistan ketika mencoba untuk stabil setelah penarikan pasukan asing pimpinan Amerika Serikat.
Baca juga: Cina Beri Dukungan ke Warga Afghanistan
Saat penembakan berlanjut di hotel, kebakaran terjadi di salah satu lantai, kata sumber tersebut, menambahkan bahwa mereka memperkirakan ada korban jiwa.
Sebuah video yang diposting di Twitter oleh seorang jurnalis di Kabul, diverifikasi oleh Reuters, menunjukkan asap mengepul dari gedung bertingkat, dengan satu lantai bawah terbakar.
“Serangan itu terjadi sekitar pukul 14.30 waktu setempat ketika orang-orang bersenjata menargetkan sebuah hotel tempat orang biasa menginap,” kata juru bicara polisi Kabul Khalid Zadran, menambahkan bahwa pasukan berusaha mengamankan daerah itu.
Penduduk di daerah itu mengatakan serangan itu dilakukan di sebuah bangunan tempat tinggal warga China dan orang asing lainnya. Penembakan berlanjut setelah mereka mendengar ledakan dahsyat, kata mereka.
Serangan itu terjadi sehari setelah duta besar China bertemu dengan wakil menteri luar negeri Afghanistan untuk membahas masalah terkait keamanan dan keamanan kedutaannya.
Seorang juru bicara pemerintahan Afghanistan yang dikelola Taliban, Zabihullah Mujahid, mengkonfirmasi kepada Reuters tentang serangan di Kabul. Namun, mengatakan mereka tidak dapat memberikan informasi lebih lanjut pada tahap ini.
Kantor berita Xinhua yang dikelola pemerintah China melaporkan bahwa serangan itu terjadi di dekat wisma tamu China dan kedutaan besarnya di Kabul memantau situasi dengan cermat. Kedutaan tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.
Beberapa serangan pengeboman dan penembakan telah terjadi di Afghanistan dalam beberapa bulan terakhir, beberapa di antaranya telah diklaim oleh milisi ISIS. Taliban, yang merebut kekuasaan setelah pasukan asing pimpinan AS mundur pada Agustus 2021, mengatakan mereka fokus untuk mengamankan negara.
Baca juga: China Minta Dunia Dukung Pemerintahan Baru Afghanistan, Jangan Terus Menekan
REUTERS