TEMPO.CO, Jakarta - Kepala bidang bantuan PBB Martin Griffiths pada Rabu, 30 November 2022, mengungkap sebuah kesepakatan hampir dicapai dengan Rusia soal ekspor amonia lewat sebuah jalur pipa ke sebuah pelabuhan Laut Hitam di Ukraina. Bagi Griffiths memastikan ekspor amonia lebih penting ketimbang memastikan ekspor biji-bijian, termasuk gandum.
Memfasilitasi pengiriman bahan makanan dan pupuk dari Rusia adalah aspek dari paket kesepakatan yang dimediasi oleh PBB dan Turki pada Juli 2022. Pada awal bulan ini, kesepakatan itu telah diperpanjang, yang juga mulai menghidupkan kembali pengiriman biji-bijian lewat Laut Hitam.
Baca juga: Jokowi Bicara dengan Presiden Zelensky Soal Situasi Terkini Ukraina dan Kesepakatan Laut Hitam
Ilustrasi Ekspor Impor Non Migas. antaranews.com
Rusia melancarkan invasi ke negara tetangganya Ukraina pada 24 Februari 2022. Dampak dari invasi ini terhentinya ekspor bahan-bahan makanan lewat Laut Hitam dan menutup sebuah jalur pipa yang biasa digunakan untuk transportasi amonia dari Rusia ke sebuah pelabuhan Laut Hitam di Ukraina. Amonia adalah bahan utama untuk pupuk nitrat.
“Saya rasa kesepakatan itu hampir dikunci. Perlahan kami menuju ke arah sana pada Minggu ini,” kata Griffiths, saat ditanya soal kesepakatan untuk menghidupkan kembali pengiriman amonia lewat jalur pipa.
Griffiths menekankan pengiriman kembali amonia ke Laut Hitam adalah hal yang penting, bahkan lebih penting dari (pengiriman) biji-bijian, termasuk gandum. Griffiths pun memperingatkan jika ekspor pupuk dari Rusia tidak dilanjutkan, maka bisa memicu masalah ketersediaan pangan selama setahun.
PBB mengatakan perang Ukraina telah memperburuk krisis pangan dunia hingga mendorong sekitar 47 juta orang ke lubang kelaparan akut. Kondisi ini juga memancing perlunya kesepakatan ekspor. Ukraina dan Rusia sama-sama memegang kunci pemasok biji-bijian dan pupuk.
“Operasional pengiriman amonia lewat jalur pipa dari Rusia ke Ukraina sangat bisa difahami. Ini bukan hal sulit, yang bisa dimulai dalam tempo sepekan atau dua minggu. Saya rasa kami mulai ke arah sana,” kata Griffiths.
Sumber: Reuters
Baca juga : Ledakan Pabrik V Pupuk Kaltim, Polisi: Masih Ada Pipa Gas Amonia yang Diwaspadai
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.