TEMPO.CO, Jakarta - Para pengunjuk rasa di Iran melepaskan kembang api dan merayakan kekalahan tim nasional atas Amerika Serikat di Piala Dunia 2022. Berdasarkan unggahan video di media sosial, demonstran menyalakan kembang api setelah Amerika Serikat mencetak gol pertama di Piala Dunia 2022.
Baca: AS Gebuk Iran di Piala Dunia 2022, Biden: Tuhan Mencintai Mereka
"Warga Saqez mulai merayakan dan menggunakan kembang api setelah gol pertama Amerika melawan tim sepak bola Iran," kata situs web Iran Wire yang berbasis di London melalui akun Twitter. Situs tersebut membagikan video yang menunjukkan kembang api dengan suara sorak-sorai sebagai latar belakangnya.
Video lain yaitu aktivis Kurdi Kaveh Ghoreishi menunjukkan situasi di kota Sanandaj pada malam hari dengan suara sorak sorai dan klakson meraung. Mereka merayakan gol yang dicetak oleh Amerika Serikat dalam pertandingan itu.
Kembang api juga digunakan di Mahabad, kota lain di Kurdistan, menyusul kekalahan Iran, menurut video yang dibagikan secara online. Kelompok hak asasi manusia Hengaw yang berbasis di Norwegia mengatakan pengendara Iran merayakan kemenangan AS dengan membunyikan klakson di Mahabad.
Di Kota Marivan yang masih terletak di Provinsi Kurdistan, kembang api juga menerangi langit. Kembang api dan sorakan juga terdengar di Paveh dan Sarpol-e Zahab, di Provinsi Kermanshah.
Republik Islam Iran telah mengerahkan pasukan keamanan untuk melawan demonstrasi massal atas kematian Mahsa Amini, wanita Kurdi berusia 22 tahun pada 16 September 2022. Ia tewas tiga hari setelah ditangkap karena diduga melanggar aturan berpakaian wanita Iran. Kampung halamannya di Saqez, serta kota-kota lain di provinsi barat Kurdistan, telah menjadi pusat protes terhadap aturan ulama. Tim nasional Iran telah menghadapi pukulan ganda dari pemerintah dan tekanan publik setelah protes.
"Siapa yang mengira saya akan melompat tiga meter dan merayakan gol Amerika!" ujar seorang jurnalis Iran Saeed Zafarany melalui Twitter.
Dalam pertandingan Iran vs Amerika Serikat, kemenangan AS membuat Iran tersingkir dari Piala Dunia 2022. "Dan sirkus tim sepak bola Republik Islam telah berakhir," ujar mantan jurnalis Hamid Jafari di Twitter.
"Sekarang berita penindasan tidak bisa disembunyikan di balik kemenangan atau kekalahan tim favorit pasukan keamanan," katanya. Ia mengacu pada video polisi Iran yang merayakan kemenangan tim sebelumnya melawan Wales.
Kelompok Hak Asasi Manusia Iran yang berbasis di Oslo mengatakan setidaknya 448 orang telah dibunuh oleh pasukan keamanan dalam tindakan keras terhadap protes kematian Mahsa Amini yang berlangsung lebih dari dua bulan terakhir.
Simak: Amerika Serikat Desak Iran Keluar dari Dewan Hak Perempuan PBB
NDTV