TEMPO.CO, Jakarta - Tiga orang tewas dan sedikitnya delapan lainnya terluka ketika seorang remaja belasan tahun melepaskan tembakan ke dua sekolah di negara bagian Espirito Santo, Brasil, pada Jumat, 25 November 2022.
Baca: Elon Musk Menyebut Penangguhan Akun Twitter Donald Trump adalah Kesalahan Besar
Polisi mengatakan serangan itu terjadi sekitar pukul 10.00 waktu setempat di kota kecil Aracruz, yang terletak sekitar 80 kilometer utara ibu kota negara bagian Vitoria.
Para pejabat mengatakan seorang remaja tak dikenal dengan pakaian militer telah melepaskan tembakan ke dua sekolah, satu sekolah swasta dan satu sekolah negeri.
Pelaku pertama kali menembaki guru di bekas sekolahnya, sekolah dasar dan menengah negeri, menewaskan dua orang dan melukai sembilan lainnya.
Pejabat setempat mengatakan penembak kemudian pergi ke sekolah swasta di jalan yang sama, di mana dia membunuh seorang gadis remaja dan melukai dua orang.
Gubernur Espirito Santo, Renato Casagrande, mengatakan remaja itu telah ditangkap.
“Dia adalah seorang siswa di sekolah (pertama) sampai Juni, seorang anak di bawah umur 16 tahun. Keluarganya kemudian memindahkannya ke sekolah lain. Kami mendapat informasi dia sedang menjalani perawatan psikiatris,” kata Casagrande dalam konferensi pers.
Dua senjata digunakan dalam penembakan itu. Pelaku merupakan anak seorang perwira polisi militer. Kedua senjata api itu terdaftar sebagai milik ayahnya.
Rekaman kamera keamanan yang disiarkan di media Brasil menunjukkan penembak berlari ke sekolah, bergegas menyusuri koridor dengan senjata semiotomatis dan melepaskan tembakan. Polisi sedang menyelidiki kemungkinan hubungan dengan kelompok ekstremis karena dia memiliki swastika di seragamnya.
Nyawa beberapa orang yang terluka tetap dalam bahaya, kata gubernur, saat dia mengumumkan tiga hari berkabung di negara bagian itu.
Penembakan di sekolah jarang terjadi di Brasil, tetapi kasusnya meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2019, dua mantan siswa menembak mati delapan orang di sebuah sekolah menengah di Suzano, di luar Sao Paulo, lalu bunuh diri.
Presiden terpilih Luiz Inacio Lula da Silva menyebut insiden itu tragedi yang tidak masuk akal.
"Saya menyampaikan dukungan saya kepada Gubernur Casagrande dalam menyelidiki kasus ini dan menghibur masyarakat di sekitar dua sekolah yang terkena dampak," kata Lula, yang akan menggantikan Presiden Jair Bolsonaro pada 1 Januari 2023.
Baca: Protes Besar Covid-19 Meletus di China setelah Kebakaran di Wilayah Muslim Uighur
AL JAZEERA | REUTERS