TEMPO.CO, Jakarta - Industri senjata Eropa Timur panen pesanan, terbesar sejak Perang Dingin, ketika pemerintah di kawasan itu berupaya membantu Ukraina menghadapi agresi Rusia sejak 24 Februari 2022.
Sekutu telah memasok senjata dan peralatan militer ke Kyiv sejak Rusia menginvasi tetangganya 9 bulan lalu, hingga menghabiskan cadangan mereka.
Berdasarkan catatan Kiel Institute for the World Economy, Amerika Serikat dan Inggris memberikan bantuan militer langsung ke Ukraina paling banyak sepanjang 24 Januari hingga 3 Oktober, dengan Polandia di tempat ketiga dan Republik Ceko urutan kesembilan.
Negara-negara eks Soviet, yang masih mewaspadai Rusia, beberapa negara bekas Pakta Warsawa memandang membantu Ukraina sebagai masalah keamanan regional.
Tetapi hampir selusin pejabat pemerintah dan perusahaan serta analis yang berbicara kepada Reuters mengatakan konflik tersebut juga menghadirkan peluang baru bagi industri senjata di kawasan itu.
"Dengan mempertimbangkan realitas perang di Ukraina dan sikap banyak negara yang meningkatkan pengeluaran di bidang anggaran pertahanan, ada peluang nyata untuk memasuki pasar baru dan meningkatkan pendapatan ekspor di tahun-tahun mendatang," kata Sebastian Chwalek, CEO PGZ Polandia.
PGZ milik negara mengendalikan lebih dari 50 perusahaan pembuat senjata dan amunisi - dari pengangkut lapis baja hingga sistem udara tak berawak - dan memegang saham di lusinan lainnya.
Mereka berencana untuk berinvestasi hingga 8 miliar zlotys (Rp28 triliun) selama dekade berikutnya, lebih dari dua kali lipat target sebelum perang, kata Chwalek kepada Reuters. Proyek itu termasuk fasilitas baru yang terletak lebih jauh dari perbatasan dengan sekutu Rusia, Belarus, untuk alasan keamanan, katanya.
Stok senjata peninggakan Soviet
Pabrikan lain di Polandia, Slovakia, dan Republik Ceko juga meningkatkan kapasitas produksi dan berlomba untuk menambah pekerja.
Segera setelah serangan Rusia, beberapa pabrikan Eropa timur mulai mengirimkan senjata dan amunisi era Soviet yang sudah dikenal Ukraina, sementara Kyiv menunggu peralatan standar NATO dari Barat.
Karena stok tersebut menyusut, pembuat senjata telah meningkatkan produksi peralatan untuk menjaga pasokan. Aliran senjata telah membantu Ukraina memukul mundur pasukan Rusia dan merebut kembali sebagian wilayah.
Chwalek mengatakan PGZ sekarang akan memproduksi 1.000 sistem pertahanan udara manpad Piorun portabel pada tahun 2023 – tidak semuanya untuk Ukraina – dibandingkan dengan 600 pada tahun 2022 dan 300 hingga 350 pada tahun-tahun sebelumnya.
Perusahaan, yang katanya juga telah mengirimkan sistem artileri dan mortir, howitzer, rompi antipeluru, senjata kecil dan amunisi ke Ukraina, kemungkinan akan melampaui target pendapatan 2022 sebelum perang sebesar 6,74 miliar zloty.
Industri senjata Eropa Timur sudah ada sejak abad ke-19, ketika Emil Skoda dari Ceko mulai memproduksi senjata untuk Kekaisaran Austro-Hungaria.
Di bawah Komunisme, pabrik-pabrik besar di Cekoslowakia, produsen senjata terbesar kedua setelah Polandia dan tempat lain di kawasan itu membuat orang tetap bekerja, menghasilkan senjata untuk konflik Perang Dingin yang dipicu Moskow di seluruh dunia.
"Republik Ceko adalah salah satu pusat pengekspor senjata dan kami memiliki personel, pangkalan material, dan lini produksi yang diperlukan untuk meningkatkan kapasitas," kata Duta Besar NATO Jakub Landovsky kepada Reuters.
"Ini adalah peluang besar bagi Ceko untuk meningkatkan apa yang kita butuhkan setelah memberi Ukraina stok lama era Soviet. Ini dapat menunjukkan kepada negara lain bahwa kita dapat menjadi mitra yang dapat diandalkan dalam industri senjata."
Runtuhnya Uni Soviet tahun 1991 dan ekspansi NATO ke wilayah tersebut mendorong perusahaan untuk melakukan modernisasi, tetapi "mereka masih dapat dengan cepat menghasilkan hal-hal seperti amunisi yang sesuai dengan sistem Soviet", kata Siemon Wezeman, seorang peneliti di Stockholm International Peace Research Institute.
Pengiriman ke Ukraina termasuk peluru artileri kaliber "Timur", seperti peluru howitzer 152mm dan roket 122mm yang tidak diproduksi oleh perusahaan Barat, kata para pejabat dan perusahaan.
Mereka mengatakan Ukraina telah memperoleh senjata dan peralatan melalui sumbangan dari pemerintah dan kontrak komersial langsung antara Kyiv dan produsen.
Ukraina telah menerima hampir 50 miliar crown (Rp32,8 triliun) senjata dan peralatan dari perusahaan Ceko, sekitar 95% di antaranya adalah pengiriman komersial, kata Wakil Menteri Pertahanan Ceko Tomas Kopecny kepada Reuters. Ekspor senjata Ceko tahun ini akan menjadi yang tertinggi sejak 1989, katanya, dengan banyak perusahaan di sektor tersebut menambah pekerjaan dan kapasitas.
REUTERS