Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

OECD Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Eropa Akan Tertinggal

Reporter

image-gnews
Logo OECD. Wikipedia.org
Logo OECD. Wikipedia.org
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan atau OECD memperingatkan dunia sebisa mungkin harus menghindari resesi tahun depan karena itu bakal menjadi krisis energi terburuk sejak 1970-an, yang akan memicu perlambatan pertumbuhan ekonomi secara tajam. Dampak lainnya, negara-negara di Eropa akan menjadi tertinggal paling belakang pertumbuhan ekonominya.

Menurut OECD, memerangi inflasi harus menjadi prioritas utama para pembuat kebijakan. Selain itu, prospek nasional sangat bervariasi, meskipun ekonomi Inggris akan tertinggal dari rekan-rekan utamanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Diperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun ini akan melambat dari 3,1 persen atau sedikit lebih tinggi dari perkiraan OECD. OECD memperkirakan ekonomi dunia pada tahun depan akan melambar sekitar 2,2 persen, sebelum naik menjadi 2,7 persen pada 2024.

"Kami tidak memprediksi resesi, tapi kami pasti memproyeksikan periode pelemahan yang nyata," kata kepala OECD Mathias Cormann dalam konferensi pers presentasi Outlook Ekonomi terbaru menurut OECD.

Baca juga: Nadiem Makarim Sebut Indonesia Masuki Masa Krisis Pembelajaran

OECD menilai pelambatan global memukul ekonomi secara tidak merata, dengan Eropa menanggung beban terberat karena perang Ukraina. Aktivitas bisnis di kawasan Eropa terganggu akibat perang Ukraina dan mendorong lonjakan harga energi.

Diperkirakan ekonomi di 19 negara zona euro akan tumbuh 3,3 persen pada tahun ini, namun akan melambat menjadi 0,5 persen pada 2023 sebelum pulih dan tumbuh sebesar 1,4 persen pada 2024. Proyeksi itu sedikit lebih baik daripada prospek OECD pada September 2022 atau ketika diperkirakan pertumbuhan ekonomi sebesar 3,1 persen pada tahun ini dan 0,3 persen pada 2023.

OECD memperkirakan akan ada kontraksi 0,3 persen pada tahun depan di wilayah Jerman, yang sektor industrinya sangat bergantung pada ekspor energi Rusia. Sektor industri juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Jerman. 

Prancis tidak terlalu bergantung pada gas dan minyak Rusia sehingga ekonomi negara itu diperkirakan akan tumbuh 0,6 persen pada tahun depan. Italia terlihat mengalami pertumbuhan 0,2 persen, yang berarti beberapa kontraksi triwulanan kemungkinan terjadi.

Di luar zona euro, ekonomi Inggris terlihat bakal menciut 0,4 persen pada tahun depan karena bersaing dengan kenaikan suku bunga, inflasi yang melonjak, dan tingkat kepercayaan yang lemah. Sebelumnya OECD memperkirakan pertumbuhan ekonomi Inggris sebesar 0,2 persen.

Adapun ekonomi Amerika Serikat kemungkinan bertahan lebih baik. Pertumbuhan ekonominya diperkirakan melambat dari 1,8 persen pada tahun ini menjadi 0,5 persen pada 2023 sebelum naik menjadi 1,0 persen pada 2024. OECD sebelumnya memperkirakan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat hanya 1,5 persen tahun ini. Amerika Serikat adalah negara dengan perekonomian terbesar di dunia. 

Sedangkan Cina, yang bukan anggota OECD, adalah satu dari sedikit negara dengan ekonomi besar yang diperkirakan akan melihat pertumbuhan ekonominya meningkat pada tahun depan setelah lockdown Covid-19.  Pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu terlihat meningkat dari 3,3 persen tahun ini menjadi 4,6 persen pada 2023 dan 4,1 persen pada 2024. Proyeksi sebelumnya ekonomi Cina diperkirakan tumbuh sebesar 3,2 persen pada 2022 dan 4,7 persen pada 2023.

Ketika kebijakan moneter yang lebih ketat berlaku dan tekanan harga energi mereda, inflasi di seluruh negara anggota OECD terlihat turun lebih dari 9 persen tahun ini dan menjadi 5,1 persen pada tahun 2024.

"Pada kebijakan moneter, pengetatan lebih lanjut diperlukan di sebagian besar ekonomi negara maju dan di banyak ekonomi negara berkembang demi memperkuat ekspektasi inflasi," kata Cormann.

Negara - negara telah menghabiskan banyak uang untuk meringankan rasa sakit dari inflasi yang tinggi dengan pembatasan harga energi, pemotongan pajak dan subsidi, OECD mengatakan tingginya biaya berarti dukungan tersebut harus ditargetkan dengan lebih baik lagi ke depan.

Reuters | Nugroho Catur Pamungkas

Baca juga:Pengusaha Cina Prihatin Bisnis Anjlok karena Aturan Covid-19 Terlalu Ketat

 

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


11 Oleh-oleh Bali yang Populer beserta Harganya

1 hari lalu

Pedangan menunggu pembeli di di kios UMKM kawasan Benoa, Kuta Selatan, Bali, Jumat, 18 November 2022. Pedagang aneka baju barong, kaus, hingga kain pantai, mengeluh jumlah pembeli di kiosnya melorot tajam sejak G20 berlangsung. TEMPO/Francisca Christy Rosana
11 Oleh-oleh Bali yang Populer beserta Harganya

Kebaya Bali sudah menjadi pakaian tradisional yang wajib digunakan saat acara perayaan keagamaan dan acara budaya.


Cabai dan Bawang Merah Jadi Penyumbang Inflasi Terbesar, BPS Ungkap 3 Alasan

2 hari lalu

Aktivitas pedagang di Pasar Rawamangun, Jakarta, Senin, 23 Mei 2022. Komoditas bawang, cabai, gula, dan telur ayam mengalami tren kenaikan dalam satu minggu terakhir. TEMPO/Muhammad Hidayat
Cabai dan Bawang Merah Jadi Penyumbang Inflasi Terbesar, BPS Ungkap 3 Alasan

BPS mencatat tiga dari delapan komoditas utama penyebab inflasi pada November 2023.


Pertumbuhan Ekonomi Sumsel Tertinggi di Sumatera, Sekda: Tumbuh Stabil Sebesar 5,08 Persen

2 hari lalu

Pekerja melakukan pengecatan menara jembatan Ampera di Palembang, Sumatera Selatan, Kamis 27 Juli 2023. Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Sumsel melakukan pengecatan ulang Jembatan Ampera yang mulai memudar. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Pertumbuhan Ekonomi Sumsel Tertinggi di Sumatera, Sekda: Tumbuh Stabil Sebesar 5,08 Persen

Pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan tertinggi di antara provinsi-provinsi lainnya di Pulau Sumatera.


BPS: Tekanan Inflasi Beras Terus Melemah pada November 2023

2 hari lalu

Buruh memindahkan karung berisi beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Rabu 20 September 2023. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan meminta Perum Bulog dapat mempercepat penyaluran beras untuk menjaga stabilitas harga pangan di daerah. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
BPS: Tekanan Inflasi Beras Terus Melemah pada November 2023

Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat inflasi beras terus melemah pada November 2023.


Terkini: Harta Kekayaan Jenderal Maruli 3x Lipat Lebih Tinggi dari Panglima TNI, Penjelasan Unilever Indonesia Setelah 4 Direksi Mundur

2 hari lalu

Letjen TNI Maruli Simanjuntak saat dilantik sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Rabu 29 November 2023.  TEMPO/Subekti.
Terkini: Harta Kekayaan Jenderal Maruli 3x Lipat Lebih Tinggi dari Panglima TNI, Penjelasan Unilever Indonesia Setelah 4 Direksi Mundur

Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melantik dua perwira tinggi untuk menempati jabatan strategis di TNI. Lantas, berapa harta kekayaan keduanya?


BPS Catat Inflasi November 0,38 Persen, Cabai Merah hingga Cabai Rawit Jadi Penyumbang Utama

2 hari lalu

Aktivitas penjualan cabai rawit merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Senin, 13 November 2023. Melansir dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional dari Bank Indonesia, data mencatat harga semua jenis cabai yang kian melonjak. Sementara di DKI Jakarta, harga cabai rawit merah sebesar Rp 97.500 per kilogram. Sementara harga rata-rata cabai rawit merah secara nasional per hari ini sebesar Rp 78.100 per kilogram. Angka ini naik 2,56 persen atau sebesar Rp 1.950 dibandingkan sehari sebelumnya. TEMPO/Tony Hartawan
BPS Catat Inflasi November 0,38 Persen, Cabai Merah hingga Cabai Rawit Jadi Penyumbang Utama

Komoditas penyumbang utama inflasi adalah cabai merah dengan andil inflasi sebesar 0,16 persen.


Dolar AS Rebound, Rupiah Hari Ini Diperkirakan Melemah

2 hari lalu

Ilustrasi mata uang dolar Amerika. TEMPO/Tony Hartawan
Dolar AS Rebound, Rupiah Hari Ini Diperkirakan Melemah

Analis memprediksi pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan mengalami pelemahan hari ini.


Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal III Melambat, BKF: Pemerintah Berikan Insentif Fiskal di Sektor Perumahan

2 hari lalu

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (BKF Kemenkeu) Febrio Kacaribu saat ditemui di Plataran, Senayan, Jakarta Pusat pada Selasa, 24 Oktober 2023. TEMPO/Amelia Rahima Sari
Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal III Melambat, BKF: Pemerintah Berikan Insentif Fiskal di Sektor Perumahan

Pemerintah menggelontorkan insentif fiskal sekitar Rp 3,7 triliun untuk insentif fiskal di sektor perumahan.


Gaet Turis dari 6 Negara Ini Cina Bebaskan Visa Masuk

2 hari lalu

Foto yang diabadikan pada 31 Oktober 2022 ini menunjukkan Tembok Besar Cina seksi Jinshanling di tengah kumpulan awan di wilayah Luanping, Provinsi Hebei, Cina utara. (Xinhua/Zhou Wanping)
Gaet Turis dari 6 Negara Ini Cina Bebaskan Visa Masuk

Cina mulai membuka kunjungan wisatawan pada bulan Desember 2022, setelah hampir dua tahun ditutup karena pandemi


Tiket Pesawat Semakin Meningkat Jelang Libur Nataru, Ini Imbauan Sandiaga

2 hari lalu

Ilustrasi pesawat komersil parkir di bandara.  REUTERS/Ivan Alvarado
Tiket Pesawat Semakin Meningkat Jelang Libur Nataru, Ini Imbauan Sandiaga

Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno mengakui adanya kecenderungan peningkatan harga tiket pesawat jelang hari libur Natal dan Tahun Baru atau Nataru.