TEMPO.CO, Jakarta - Kebakaran yang terjadi saat perayaan ulang tahun di sebuah bangunan tempat tinggal di Jabalia, Jalur Gaza, menyebabkan 21 orang tewas dan belasan lainnya luka-luka, Kamis malam, 17 November 2022.
Api dengan cepat membakar gedung empat lantai itu di kamp pengungsi Jabalia yang berpenduduk padat di Jalur Gaza utara, menurut sumber-sumber setempat.
Ambulans membawa beberapa orang yang terluka ke rumah sakit setempat, dan Israel, yang bersama dengan Mesir mempertahankan blokade di Gaza, mengatakan akan mengizinkan mereka yang membutuhkan perawatan medis melingtas.
Kantor berita WAFA Palestina melaporkan bahwa beberapa anak termasuk di antara yang tewas.
Seperti dilansir Al Jazeera, Kementrian Dalam Negeri Gaza mengatakan penyelidikan awal mengungkapkan bahwa sejumlah besar bensin telah disimpan di lokasi tersebut, memicu kobaran api yang dengan cepat melalap bangunan.
Petugas pemadam kebakaran membutuhkan waktu lebih dari satu jam untuk mengendalikan kobaran api besar yang menembus lantai atas bangunan. Saksi mengatakan dapat mendengar teriakan tetapi tidak dapat membantu mereka yang terjebak di dalam karena intensitas api.
Hamas, yang memerintah Gaza, mengatakan penyelidikan sedang dilakukan untuk menentukan penyebab kebakaran itu.
“Ini insiden tragis. Banyak korban belum teridentifikasi karena luka bakar parah,” kata koresponden Al Jazeera .
Dia mengatakan lilin yang dinyalakan saat perayaan ulang tahun menyebabkan kebakaran. “Ketika lilin dinyalakan, api dengan cepat meletus dan ledakan terjadi,” katanya.
Layanan pertahanan sipil di kota tersebut tidak memiliki perlengkapan yang memadai untuk mengatasi keadaan darurat seperti itu secara efektif.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyebutnya sebagai tragedi nasional dan mengatakan akan ada hari berkabung.
Hussein al-Sheikh, sekretaris jenderal komite eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Otoritas Palestina mendesak Israel membuka penyeberangan Erez dengan Gaza untuk mengangkut korban luka serius guna menangani mereka di luar wilayah yang terkepung.
Jabalia adalah salah satu dari delapan kamp pengungsi di Gaza dengan penduduk 2,3 juta orang dan salah satu daerah terpadat di dunia. Daerah kantong itu berada di bawah blokade udara, laut, dan darat yang diberlakukan oleh Israel sejak 2007.
“Presiden memberikan instruksi untuk segera memberikan segala bentuk bantuan medis dan lainnya,” kata al-Sheikh di Twitter seperti dikutip Reuters.
Juru bicara COGAT, unit kementerian pertahanan Israel yang mengelola penyeberangan Erez, mengatakan kepada AFP bahwa Israel akan memberikan bantuan sesuai kebutuhan melalui titik transit.
UNRWA, badan PBB untuk pengungsi Palestina, menyatakan duka mendalam atas kematian tragis 21 orang dalam kebakaran itu.
Tor Wennesland, utusan perdamaian PBB untuk Timur Tengah, juga menyatakan belasungkawa kepada keluarga korban tewas dalam insiden tersebut.
Reuters | Al Jazeera | Nugroho Catur Pamungkas