TEMPO.CO, Jakarta -Setelah 20 tahun berlalu, tepat 16 November tahun 2002, Virus SARS (Severe Acute Respiratory Syndrom) untuk pertama kalinya ditemukan di kota Foshan, Guangzhou, Cina.
Menurut Centers for Disease Control (CDC) Amerika Serikat, SARS diakui sebagai ancaman global pada Maret 2003.
Penyakit virus ini pertama kali muncul di Cina Selatan pada November 2002 dan menyebar ke lebih dari 24 negara di Asia, Eropa, Amerika Utara, dan Amerika Selatan. Belum ada kasus baru SARS sejak 2004, dan risikonya relatif rendah.
Seperti Pneumonia
Penyakit ini berupa sindrom pernapasan akut parah mirip pneumonia. Mengutip dari ncbi.nlm.nih.gov, wabah SARS menginfeksi lebih dari 5.300 orang dan membunuh 349 orang secara nasional.
Wabah ini tak hanya mempengaruhi sektor kesehatan Cina saja, namun juga sosial, politik, hingga ekonomi Cina.
Penyakit SARS menyebar ke lebih dari 24 negara di Asia, Eropa, Amerika Utara, dan Amerika Selatan. Belum ada kasus baru SARS sejak 2004, dan risikonya relatif rendah.
SARS disebabkan oleh SARS-associated coronavirus (SARS-CoV), salah satu keluarga coronavirus
Ketika seseorang dengan SARS batuk atau bersin, tetesan yang terinfeksi menyebar ke udara dan dapat menginfeksi orang lain yang terpapar.
Mengutip dari Medlineplus.com, gejala dari penyakit SARS adalah demam tinggi, sulit bernafas, batuk, dan disertai gejala pernafasan lainnya. Gejala lain berupa badan terasa dingin, sakit kepala, nyeri otot, kelelahan hingga diare.
Baca juga : Tak Ada Ruginya Teruskan Kebiasaan Cuci Tangan dan Memakai Masker
Bagi para penderita SARS sendiri ada beberapa pengobatan yang dapat dicoba mulai dari pemberian oksigen atau pernafasan buatan (ventilasi mekanis), atau terapi dada. Maupun pemberian antibiotik untuk melawan infeksi bakteri penyebab SARS.
Pencegahan yang dilakukan untuk menanggulangi SARS mirip dengan COVID, seperti mengurangi kontak dengan penderita, rajin mencuci tangan dan membersihkan diri, menggunakan masker, tidak berbagi makanan maupun minuman dengan orang lain, cara - cara tersebut efektif untuk menurunkan angka SARS di China.
MELINDA KUSUMA NINGRUM
Baca juga : Top 3 Dunia: Permausuri Raja Thailand, SARS, dan Pertemuan Biden-Xi
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.