TEMPO.CO, Jakarta - Amazon.com Inc pada Rabu, 16 November 2022, telah melakukan PHK pada sejumlah pegawai di divisi peralatan, menyusul rencana Amazon untuk memangkas karyawannya hingga 10 ribu pegawai. Di antara divis yang bakal kena papas yakni dibidang retail dan personalia (kepegawaian).
Rencana Amazon untuk merumahkan pegawainya diumumkan pada Senin, 14 November 2022, sehingga menambah panjang daftar perusahaan bidang teknologi yang memangkas pegawainya. Hal ini menandai adanya perubahan dramatis di tubuh Amazon, yang sebelumnya dikenal suka menciptakan lapangan kerja.
Kepala Eksekutif Amazon Dave Limp dalam unggahannya menulis Amazon sudah memutuskan untuk menggabungkan tim di divisi peralatan (perangkat). Mereka mengabari perihal PHK ini pada Selasa, 15 November 2022 ke karyawan yang kena pemutusan hubungan kerja.
“Kami terus menghadapi kondisi yang tidak biasa dan lingkungan macroekonomi yang tidak pasti. Sehubungan dengan hal ini, kami telah bekerja keras dalam beberapa bulan terakhir untuk terus memprioritaskan apa yang penting bagi konsumen kami dan bisnis,” kata Limp.
Rencana masih akan berubah untuk memapas sekitar 10 ribu pegawai di sejumlah divisi atau sekitar 3 persen dari jumlah pegawai yang bekerja untuk Amazon. Sumber di Amazon mengatakan Amazon telah menawarkan pada sejumlah pegawai untuk menjadi tenaga kerja kontrak (out-sourcing).
Selama bertahun-tahun, Amazon berjaya membuat Alexa, menjual gadget lewat situsnya, hingga memesankan pembelajaan para konsumen. Sekarang ini, belum diketahui seberapa banyak pengguna Amazon yang masih mengoptimalkan situs ini.
Amazon.com merupakan pengecer online, produsen pembaca buku elektronik, dan penyedia layanan Web yang menjadi contoh ikonik perdagangan elektronik. Kantor pusat perusahaan besutan Jeff Bezos ini berada di Seattle, Washington.
Baca juga: Jeff Bezos Bagikan 3 Prinsip untuk Hadapi Krisis Pandemi, Perubahan Iklim hingga Geopolitik
Selain itu, Amazon.com juga adalah perusahaan besar berbasis Internet yang menjual buku, musik, film, peralatan rumah tangga, elektronik, mainan, dan banyak barang lainnya, baik secara langsung atau sebagai perantara antara pengecer lain dan jutaan pelanggan Amazon.com.
Bisnis layanan Web-nya mencakup penyewaan penyimpanan data dan sumber daya komputasi, yang disebut cloud computing alias "komputasi awan" melalui Internet.
Pada 5 Juli 1994 Bezos dan istrinya, MacKenzie, membuka toko buku online di Seattle karena reputasi kota tersebut sebagai pusat teknologi. Selain itu, populasi Washington yang kecil berarti mereka tidak perlu membebankan pajak penjualan ke sebagian besar basis pelanggan mereka.
Sumber: Reuters
Baca juga: Terkini Bisnis: Rencana PLN dan Amazon Bangun PLTS, Dampak FTX Bangkrut
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.