TEMPO.CO, Jakarta - Aktivis Iran yang berada di balik protes atas kematian Mahsa Amini pada Sabtu, 12 November 2022, menyerukan demonstrasi besar-besaran pada Selasa, 15 November 2022. Aksi protes itu menandai tiga tahun sejak tindakan keras berdarah terhadap kerusuhan yang dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar.
Baca: Mesir Dituding Menyadap Ponsel Delegasi COP27
Menurut para aktivis, seruan itu untuk memperingati mereka yang terbunuh dalam aksi protes pada 2019. Iran dilanda aksi protes nasional yang sudah berlangsung selama delapan pekan. Protes dipicu oleh kematian Mahsa Amini, 22 tahun, dalam tahanan polisi moral atas tuduhan melanggar aturan berpakaian untuk perempuan Iran.
“Mari kita berkumpul pada 15 November dan menduduki salah satu jalan raya Teheran. Jalanan adalah milik kita,” demikian pemberitahuan dari aktivis anonim yang diunggah di Twitter oleh juru kampanye hak-hak perempuan Negin Shiraghaei.
Seruan serupa dikeluarkan oleh aktivis pemuda anonim di kota-kota seperti Ahvaz, Babol, Isfahan, Mashhad dan, dan Tabriz.
“Kami akan mulai dari sekolah menengah, universitas, pasar, dan melanjutkan dengan pertemuan yang berpusat di lingkungan untuk pindah ke alun-alun utama kota,” kata mereka, dikutip oleh stasiun televisi Iran International yang berbasis di London.
Gelombang protes 2019, yang dikenal sebagai “Aban Berdarah” atau “November Berdarah”, dipicu oleh pengumuman mengejutkan dalam semalam mengenai kenaikan harga bahan bakar sebesar 200 persen.
Kerusuhan berawal pada 15 November 2019 di mana kantor polisi diserang, toko-toko dijarah, dan bank-bank serta pompa bensin dibakar ketika pihak berwenang memberlakukan pemadaman Internet selama seminggu.
Sebuah pengadilan yang diadakan di London tahun ini oleh berbagai kelompok hak asasi manusia menyatakan bukti ahli menunjukkan jumlah sebenarnya yang tewas kemungkinan jauh lebih banyak, dan bahkan mungkin mencapai 1.515 orang.
Kelompok pemuda anonim yang menyerukan protes pada pekan ini telah dimobilisasi sejak kematian Amini pada 16 September lalu.
Kelompok Hak Asasi Manusia Iran yang berbasis di Oslo menyatakan pada hari Sabtu bahwa pasukan keamanan telah menewaskan sedikitnya 326 orang sejauh ini dalam tindakan keras terhadap protes atas kematian Amini.
Kerusuhan dipicu oleh kemarahan atas aturan berpakaian untuk perempuan, tetapi telah berkembang menjadi gerakan luas melawan teokrasi yang telah memerintah Iran sejak Revolusi Iran 1979.
Baca: Anggota DPR Ukraina Ungkap Agenda yang Dibawa Volodymyr Zelensky di KTT G20
AL ARABIYA