TEMPO.CO, Jakarta - Perempuan Afghanistan dilarang memasuki taman hiburan di Kabul pada Rabu, 9 November 2022, setelah Kementerian Moralitas Taliban mengatakan akan ada pembatasan bagi perempuan untuk mengakses taman umum.
Baca: Elon Musk Jadi Tamu VVIP di G20 Bali, Pakai Jet Pribadi Disambut Khusus
Baca Juga:
Kepada kantor berita Reuters, seorang juru bicara Kementerian Penyebaran Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan (MPPVV) mengonfirmasi bahwa perempuan akan dilarang mengakses taman, tetapi dia tidak menanggapi permintaan untuk memberikan rincian lebih lanjut.
Tidak jelas seberapa luas pembatasan yang diterapkan atau bagaimana mereka mempengaruhi aturan sebelumnya dari MPPVV yang mengatakan taman, termasuk ruang terbuka, harus dipisahkan berdasarkan jenis kelamin dan hari-hari tertentu akan disisihkan untuk perempuan.
Wakil juru bicara pemerintahan Taliban, Bilal Karimi, tidak menanggapi permintaan komentar.
Menurut saksi mata, petugas menolak beberapa perempuan memasuki taman hiburan di Kabul yang berisi wahana seperti bumper car (bom bom car) dan bianglala. Agen Taliban berada di sana mengamati situasi.
Masooma, seorang warga Kabul yang meminta agar hanya nama depannya yang dipublikasikan untuk alasan keamanan, telah merencanakan membawa cucunya mengunjungi taman tersebut tetapi ditolak.
"Ketika seorang ibu datang dengan anak-anak mereka, mereka harus diizinkan masuk ke taman, karena anak-anak ini belum melihat sesuatu yang baik. Mereka harus bermain dan dihibur," katanya kepada Reuters.
“Saya banyak mendesak mereka, tetapi mereka tidak mengizinkan kami masuk ke dalam taman, dan sekarang kami kembali ke rumah,” dia menambahkan.
Dua operator taman hiburan, yang meminta tidak disebutkan namanya karena berbicara tentang masalah sensitif, mengatakan pejabat Taliban memberi tahu mereka untuk tidak mengizinkan perempuan memasuki taman hiburannya.
Sejak mengambil alih Afghanistan tahun lalu, Taliban mengatakan perempuan tidak boleh meninggalkan rumah tanpa kerabat laki-laki dan harus menutupi wajah mereka, meskipun beberapa perempuan di pusat kota mengabaikan aturan dan beberapa perempuan telah diizinkan bekerja di kantor-kantor pemerintah. Taliban juga telah memberi sinyal akan membuka semua sekolah menengah perempuan pada Maret lalu.
Pemerintah Barat mengatakan Taliban perlu mengembalikan hak-hak perempuan. Taliban mengatakan mereka menghormati hak-hak perempuan sesuai dengan interpretasi mereka terhadap hukum Islam.
Baca: Meta Pecat 11 Ribu Karyawan, Berfokus ke Metaverse
REUTERS