Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

8 Siswa Uganda Meninggal karena Ebola, Sekolah Tutup Lebih Awal

Reporter

Editor

Sapto Yunus

image-gnews
Wanita dan anaknya tiba untuk pemeriksaan terkait ebola di rumah sakit umum Bwera dekat perbatasan dengan Republik Demokratik Kongo di Bwera, Uganda, 14 Juni 2019. REUTERS/James Akena
Wanita dan anaknya tiba untuk pemeriksaan terkait ebola di rumah sakit umum Bwera dekat perbatasan dengan Republik Demokratik Kongo di Bwera, Uganda, 14 Juni 2019. REUTERS/James Akena
Iklan

TEMPO.CO, JakartaSekolah di seluruh Uganda akan ditutup dua pekan sebelum akhir semester setelah 23 kasus ebola dikonfirmasi di antara para siswa, termasuk delapan siswa meninggal.

Baca: Tragedi Halloween Itaewon, Kantor Kepala Polisi Korea Digeledah

Menteri Pendidikan Uganda Janet Kataha Museveni mengatakan pada Selasa, 8 November 2022, bahwa kabinet telah mengambil keputusan untuk menutup prasekolah, sekolah dasar, dan sekolah menengah pada 25 November 2022 karena ruang kelas yang padat membuat siswa sangat rentan terhadap infeksi.

“Penutupan sekolah lebih awal akan mengurangi area konsentrasi di mana anak-anak setiap hari melakukan kontak dekat dengan sesama anak, guru, dan staf lain yang berpotensi menyebarkan virus,” kata menteri yang juga istri Presiden Yoweri Museveni itu dalam sebuah pernyataan.

Pada Sabtu lalu, pemerintah memperpanjang lockdown tiga pekan di distrik bertetangga Mubende dan Kassanda, yang telah menjadi pusat wabah ebola.

Langkah-langkah yang dijalankan termasuk jam malam dari senja hingga fajar; larangan perjalanan pribadi; serta penutupan pasar, bar, dan gereja.

Sejak wabah diumumkan melanda Mubende pada 20 September lalu, penyakit itu telah menyebar ke seluruh negeri, termasuk ke ibu kota Kampala, tetapi presiden mengatakan pembatasan nasional tidak diperlukan.

Menurut data pemerintah hingga Ahad lalu, 135 orang telah terinfeksi ebola dan 53 di antaranya meninggal.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pekan lalu menyatakan Uganda telah mendaftarkan lebih dari 150 kasus yang dikonfirmasi dan kemungkinan kasus, termasuk 64 kematian. Kematian terakhir yang tercatat di Uganda dari wabah ebola sebelumnya adalah pada 2019.

Virus yang beredar di Uganda adalah varian ebola Sudan, yang vaksinnya belum terbukti, tidak seperti varian Zaire yang lebih umum, yang menyebar selama wabah baru-baru ini di negara tetangga Republik Demokratik Kongo.

Ebola menyebar melalui cairan tubuh dengan gejala umum seperti demam, muntah, pendarahan, dan diare. Wabah sulit dikendalikan, terutama di lingkungan perkotaan. Ebola umumnya membunuh sekitar setengah dari orang yang terinfeksi.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada pertengahan Oktober lalu bahwa uji klinis vaksin untuk memerangi varian ebola Sudan dapat dimulai dalam beberapa pekan mendatang.

Baca: Zelensky Akan Hadir Secara Virtual di KTT G20, Bagaimana dengan Putin?

AL JAZEERA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

3 hari lalu

Petugas menguburkan warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel, setelah jenazah mereka dibebaskan oleh Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di kuburan massal di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 30 Januari 2024. Lusinan warga Palestina yang tidak diketahui identitasnya dimakamkan di pemakaman massal di Gaza setelah pemerintah Israel menyerahkan jenazah yang mereka simpan di Israel. REUTERS/Mohammed Salem
PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

Perubahan dalam cara PBB menghitung korban di Gaza telah disebut-sebut sebagai bukti adanya bias.


PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

3 hari lalu

Sejumlah warga melakukan salat jenazah pada warga Palestina yang tewas selama serangan militer Israel dan dimakamkan di rumah sakit Nasser, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, 21 April 2024. REUTERS/Ramadan Abed
PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

PBB mengatakan masih ada sekitar 10.000 jenazah di Gaza yang masih harus melalui proses identifikasi.


PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

4 hari lalu

Petugas bekerja memindahkan jenazah warga Palestina yang tewas selama serangan militer Israel dan dimakamkan di rumah sakit Nasser, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, 21 April 2024. REUTERS/Ramadan Abed
PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

PBB menegaskan bahwa jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan Israel masih lebih dari 35.000 warga Palestina.


153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

6 hari lalu

Seorang pria berjalan di jalan berlumpur, pasca banjir menyusul hujan lebat, di desa Kar Kar, provinsi Baghlan, Afghanistan 11 Mei 2024. REUTERS/Sayed Hassib
153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

Korban tewas akibat banjir bandang dahsyat di Afghanistan utara telah meningkat menjadi 153 orang di tiga provinsi


Waspada Heat Wave, Apa Penyebab dan Bahayanya?

9 hari lalu

Waspada Heat Wave, Apa Penyebab dan Bahayanya?

Heat wave atau gelombang panas dapat menyebabkan dampak negatif bagi tubuh dan kulit, seperti heat stroke dan kanker kulit. Apa penyebabnya?


WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

11 hari lalu

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono  dalam konferensi pers bertajuk Menuju Eliminasi Lemak Trans di Indonesia pada 6 Mei 2024 di Jakarta/Tempo-Mitra Tarigan
WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

Ada banyak dampak buruk konsumsi lemak trans dalam kadar yang berlebih. Salah satu dampak buruknya adalah tingginya penyakit kardiovaskular.


Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

13 hari lalu

Presiden AS Joe Biden besama mantan presiden AS Barack Obama meninggalkan Air Force One di Bandara Internasional John F Kennedy di New York, AS 28 Maret 2024. REUTERS
Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden


Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

14 hari lalu

PM Israel Benyamin Netanyahu dan istrinya, Sara. REUTERS
Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.


WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

14 hari lalu

Warga Palestina menikmati pantai pada hari yang panas, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 24 April 2024. REUTERS/Mohammed Salem
WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.


Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

16 hari lalu

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (27/2/2024). ANTARA.
Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.