TEMPO.CO, Jakarta - Rusia mulai kehabisan peluru kendali, sehingga memesan rudal balistik Fateh-110 dan Zolfaghar dari Iran, kata juru bicara Direktorat Intelijen Utama Kementerian Pertahanan Ukraina, Vadym Skibitskyi, kepada The Economist, seperti dikutip Ukrinform, Senin, 7 November 2022.
Menurut dia, Rusia tinggal memiliki sekitar 120 rudal Iskander-M.
Skibitskyi menambahkan, Ukraina masih belum memiliki pertahanan yang efektif terhadap rudal balistik.
Secara khusus, pada bulan Oktober, pasukan pertahanan udara menembak jatuh tiga dari 25 rudal balistik Iskander yang diluncurkan oleh Rusia, sementara sekitar 80 persen dari rudal jelajah dan drone ditembak jatuh selama serangan besar-besaran terbaru terhadap fasilitas infrastruktur penting pada 31 Oktober 2022.
Skibitskyi mengatakan satu-satunya hal yang membatasi Rusia dalam penggunaan rudal balistik adalah kekurangan yang sebenarnya.
Juru bicara Komando Angkatan Udara Yuriy Ihnat menekankan bahwa Ukraina sekarang membutuhkan sistem pertahanan rudal Barat canggih yang mampu menembak jatuh rudal balistik, seperti sistem Patriot buatan AS. Selain itu, rudal jarak jauh seperti ATACMS juga diperlukan.
Belum ada tanggapan dari Rusia dan Iran tentang tudingan Ukraina ini.
Namun sebelumnya Iran menyatakan, bahwa mereka hanya mengirim sejumlah kecil drone ke Rusia sebelum invasi ke Ukraina. Mereka juga membantak telah mengirim rudal ke Moskow.