TEMPO.CO, Jakarta - Akun Telegram yang berafiliasi dengan Garda Revolusi Iran (IRGC) menerbitkan video simulasi serangan terhadap fasilitas minyak di Arab Saudi pada Rabu, 3 November 2022. Video itu beredar setelah Amerika Serikat menyatakan keprihatinannya atas ancaman Iran terhadap Arab Saudi.
Baca: Presiden Raisi dan Biden Bertukar Kata-Kata Pedas, Menyangkut Pembebasan Iran
Seperti dilansir Al Arabiya pada Kamis, 3 November 2022, video tersebut diunggah oleh akun Telegram yang berafiliasi dengan IRGC yang memiliki lebih dari 350 ribu pelanggan. Video itu menunjukkan simulasi serangan drone terhadap fasilitas minyak Arab Saudi, Aramco.
Seorang juru bicara Gedung Putih mengatakan pada hari Selasa bahwa Amerika khawatir tentang ancaman dari Iran terhadap Arab Saudi. Amerika menyatakan akan membela Arab Saudi bila Iran menyerang negara kaya minyak itu.
Sebelumnya, The Wall Street Journal melaporkan bahwa Arab Saudi telah berbagi intelijen dengan Amerika memperingatkan tentang serangan yang akan segera dilakukan Iran terhadap Arab Saudi. Namun sehari kemudian Iran menyatakan laporan tersebut sebagai tuduhan tak berdasar.
Komandan IRGC, Hossein Salami, mengeluarkan ancaman terhadap Arab Saudi pada Sabtu, 29 Oktober 2022, dengan mengatakan, “Hati-hati, kami akan datang untukmu.”
Salami menuduh Riyadh memicu protes antirezim yang sedang berlangsung di Iran. Pada 17 Oktober 2022, Salami menuduh Arab Saudi mencampuri urusan dalam negeri Iran dan memprovokasi kaum muda Iran melalui medianya. Ia memperingatkan Arab Saudi untuk berhati-hati.
Protes yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini, 22 tahun, dalam tahanan polisi moral telah mengguncang Iran sejak kematiannya pada 16 September 2022. Para pengunjuk rasa telah meneriaki Pemimpin Tertinggi Ayatullah Ali Khamenei dan menyerukan perubahan rezim.
Kelompok yang berbasis di Oslo, Norwegia, Iran Human Rights (IHR), pada hari Rabu menyatakan setidaknya 277 orang, termasuk 40 anak-anak dan 24 perempuan, tewas dalam protes tersebut.
Ali Khamenei menyalahkan kekuatan asing, yaitu Amerika dan Israel, atas aksi protes tersebut.
Baca: Elon Musk Digugat karena PHK Massal Pegawai Twitter Secara Mendadak
AL ARABIYA