TEMPO.CO, Jakarta - Ukraina mewaspadai bentuk serangan baru Rusia ketika ada tanda-tanda Moskow menarik pasukannya dari sisi barat Sungai Dnipro.
Kemungkinan Rusia menarik tentaranya di wilayah selatan Ukraina itu, dibenarkan seorang pejabat yang ditunjuk Moskow. Jika benar, ini menandakan mundur besar-besaran yang menjadi titik balik utama dalam perang.
Kyiv mengatakan pihaknya masih berperang di daerah itu dan waspada bahwa Moskow dapat membuat jebakan dengan berpura-pura mundur.
“Kemungkinan besar unit kami, tentara kami, akan bergeser ke tepi kiri (timur),” kata Kirill Stremousov, wakil administrator sipil wilayah Kherson yang dilantik Rusia, dalam sebuah wawancara dengan Solovyov Live, outlet media online pro-Kremlin. .
Daerah itu termasuk kota Kherson, ibu kota wilayah dengan nama yang sama, dan satu-satunya kota besar yang direbut Rusia secara utuh sejak invasinya pada Februari. Ini juga mencakup satu sisi bendungan besar di seberang Dnipro yang mengontrol pasokan air untuk mengairi Krimea, semenanjung yang diduduki Rusia sejak 2014.
Sebelumnya, Rusia dengan keras membantah bahwa pasukannya berencana untuk menarik diri dari daerah itu, salah satu penaklukan baru paling penting yang diklaim oleh Presiden Vladimir Putin telah dianeksasi ke Rusia pada akhir September.
Spekulasi muncul pada Kamis, 3 November 2022, mengenai apakah Rusia memang menarik diri, setelah foto-foto yang beredar di internet menunjukkan bendera Rusia tidak lagi berkibar di gedung administrasi utama di kota Kherson. Ukraina mengatakan gambar-gambar itu bisa jadi disinformasi Rusia.
Natalia Humeniuk, juru bicara komando militer selatan Ukraina, mengatakan itu bisa jadi jebakan Rusia.
"Ini bisa menjadi manifestasi dari provokasi tertentu, untuk menciptakan kesan bahwa pemukiman ditinggalkan, aman untuk memasukinya, sementara mereka bersiap untuk pertempuran jalanan," katanya dalam komentar yang disiarkan televisi.
"Kami terus berjuang, juga ke arah Kherson, terlepas dari kenyataan bahwa musuh berusaha meyakinkan kami bahwa mereka meninggalkan kota dan menciptakan efek evakuasi total," katanya.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan dia yakin pasukan Ukraina dapat merebut kembali Kherson, mungkin dalam komentarnya yang paling optimis sejauh ini
Rusia telah berjuang selama berbulan-bulan untuk mempertahankan wilayah sisi barat sungai yang membelah Ukraina itu. Moskow telah mengirim puluhan ribu tentara untuk memperkuat daerah itu, salah satu prioritas medan perang terbesarnya.
Ukraina menyerang jembatan utama selama berbulan-bulan, sehingga menyulitkan Rusia memasok kekuatan besarnya di tepi barat. Pasukan Ukraina telah maju di sepanjang sungai sejak menerobos garis depan Rusia di sana pada awal Oktober, meskipun kemajuan mereka melambat dalam beberapa hari terakhir.
Rusia Ungsikan Penduduk
Rusia sebelumnya memerintahkan warga sipil untuk mengungsi dari daerah yang diduduki di sisi barat sungai, dan minggu ini juga memerintahkan mereka keluar dari zona penyangga 15 km di sisi timur. Kyiv mengatakan perintah evakuasi itu sama dengan deportasi paksa dan merupakan kejahatan perang.
Stremousov mendesak warga sipil yang masih berada di kota Kherson untuk segera pergi, dengan mengatakan nyawa mereka terancam.
Ukraina menjaga kerahasiaan ketat tentang kemajuan pasukannya di garis depan di Kherson tetapi sejauh ini secara terbuka berhati-hati menyikapi kabar Rusia mengosongkan wilayah barat kali.
Michael Kofman, pakar militer Rusia terkemuka AS yang baru saja kembali dari front Kherson sisi Ukraina, mengatakan dia ragu Rusia akan meninggalkan tepi barat sungai "tanpa dipaksa keluar", tetapi dia juga "bisa salah tentang ini".
“Pasukan Rusia tampaknya mundur dari beberapa bagian, dievakuasi, dan ditarik, tetapi juga diperkuat dengan personel wajib militer. Pertempuran di sana sulit. Meskipun pasokan terbatas, pasukan Rusia tampaknya tidak kehabisan amunisi,” katanya.
Perang Rusia Ukraina telah memasuki bulan kesembilan, namun belum ada tanda-tanda akan segera berakhir.
Reuters