TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov membuat pengakuan langka tentang kerugian yang dialami tentara Rusia di Kherson. Ia mengatakan mengalami kerugian besar setelah pasukan Ukraina menembaki tentara Chechnya.
Baca: Khabib Nurmagomedov dan Ramzan Kadyrov Damaikan Dua Petarung UFC yang Berkelahi
“Pada awal minggu ini, salah satu unit Chechnya ditembaki di wilayah Kherson,” ujar Kadyrov di Telegram pada Kamis malam, 27 Oktober 2022.
Kadyrov adalah sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin. “Dua puluh tiga pejuang tewas dan 58 lainnya terluka.”
Sekutu Kremlin itu jarang mengungkapkan kekalahan. Namun Kadyrov mengakui mengalami kerugian besar di antara para pejuangnya yang mendukung Rusia.
Sumber Ukraina telah melaporkan awal pekan ini bahwa unit Chechnya di wilayah selatan Ukraina Kherson telah memberikan lokasinya melalui foto di jejaring sosial. Hal itu yang menyebabkan pejuang Chechnya terkena tembakan artileri.
Komentar Kadyrov tidak biasa mengingat pasukan pro-Moskow jarang mengakui kerugian besar di medan perang. Pejabat Rusia juga tidak mempublikasikan angka korban.
Sejak awal invasi Rusia ke Ukraina, Kadyrov meminta Putin memobilisasi pasukan Chechnya. Kadyrov telah menjadikan dirinya sebagai salah satu pendukung konflik yang paling sengit dan juga telah mengirim unitnya ke Ukraina.
Namun dia secara teratur mengkritik kepemimpinan tentara Rusia yang disebutnya terlalu lembek. Kadyrov juga menyerukan penggunaan senjata nuklir terhadap Ukraina.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyamakan perjuangan negaranya melawan Rusia dengan perlawanan Nazi dalam Perang Dunia II. Zelensky mengatakan bahwa Moskow mengejar tujuan yang sama seperti yang pernah dilakukan Nazisme.
“Bentuk kejahatan telah berubah, tetapi esensinya tidak berubah,” kata Zelensky dalam pesan video yang disiarkan di Kyiv pada Kamis malam.
Rusia, katanya, telah berubah dari tetangga menjadi agresor menjadi teroris. Rusia juga dituduh bersalah atas kejahatan perang.
Baca juga: Pasukan Chechnya Pimpinan Ramzan Kadyrov Kuasai PLTN Zaporizhzhia
AL JAZEERA