TEMPO.CO, Jakarta -Politikus Italia Giorgia Meloni mengunjungi Presiden Sergio Mattarella pada Jumat, 21 Oktober 2022.
Di tengah gejolak politik yang terjadi di koalisi partai sayap kanannya, Meloni melapor kepada presiden atas kesiapannya membentuk pemerintahan baru, termasuk kesediaannya menjadi perdana menteri.
Baca juga: Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni: Menentang Aborsi, Tak Setuju Eutanasia, Anti-LGBT
Meloni, ketua partai nasionalis Brothers of Italy, bertemu dengan presiden bersama sekutu utamanya -- Matteo Salvini, yang memimpin Liga sayap kanan. Dia juga didampingi Silvio Berlusconi, pendiri partai konservatif Forza Italia.
"Kami siap membentuk pemerintahan secepat mungkin," kata Meloni kepada wartawan setelah pertemuan, yang berlangsung hampir 15 menit, dilansir Reuters.
Mattarella diperkirakan akan memanggil kembali Meloni ke kantornya di kemudian hari untuk secara resmi memintanya menjadi perdana menteri dan kabinet baru. Kemungkinan pelantikannya akan dilakukan selama akhir pekan.
Blok konservatif sayap kanan memenangkan mayoritas parlemen pada pemilihan umum 25 September 2022. Partai yang dipimpin Meloni mengambil suara terbanyak, menempatkannya di posisi terdepan untuk menjadi perdana menteri wanita pertama Italia.
Pemerintahan baru Italia menghadapi serangkaian tantangan mengkhawatirkan, termasuk resesi yang menjulang di ekonomi terbesar ketiga zona Euro, tagihan energi yang meningkat, hingga perang Ukraina.
Tugas menyusun tim baru telah terbukti jauh lebih panas dari yang diharapkan, dibandingkan dengan gejolak politik di Inggris. Berlusconi berulang kali merusak otoritas Meloni sejak pemilihan.
Dalam sebuah catatan yang dia tinggalkan di depan publik di parlemen minggu lalu, Berlusconi yang berusia 86 tahun menulis bahwa dia menganggap Meloni "sombong... mendominasi... arogan... ofensif".
Mantan perdana menteri veteran itu memicu badai baru minggu ini ketika mengatakan kepada anggota parlemennya bahwa dia menyalahkan Ukraina atas perang dengan Rusia.
Mantan bos klub sepak bola AC Milan itu juga mengungkapkan bahwa dia telah bertukar hadiah dan "surat manis" dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Meloni kemudian mengeluarkan pernyataan yang mengatakan pemerintahannya akan sangat pro-NATO dan pro-Eropa. "Siapa pun yang tidak setuju dengan landasan ini tidak dapat menjadi bagian dari pemerintah," katanya.
Tangan kanan Berlusconi di Forza Italia, Antonio Tajani, diharapkan menjadi menteri luar negeri berikutnya. Dia terbang ke Brussel pada Kamis, 20 Oktober 2022, untuk melakukan pembicaraan dengan Uni Eropa. Ia meyakinkan mereka bahwa partainya mengutuk invasi Rusia yang "tidak dapat diterima" ke Ukraina.
Pos kementerian ekonomi yang punya peran besar diharapkan akan diberikan kepada Giancarlo Giorgetti, wakil kepala Liga. Sementara menteri industri dalam pemerintahan persatuan yang akan keluar yang dipimpin oleh mantan kepala bank sentral Mario Draghi.
Meloni akan membuat pidato pertamanya ke parlemen minggu depan dan harus memenangkan mosi percaya di kedua majelis Italia, sebelum secara resmi mengambil alih kekuasaan penuh.
Baca juga: Calon PM Italia Giorgia Meloni Jamin Tetap Dukung Ukraina
REUTERS