TEMPO.CO, Jakarta -Krisis Inggris yang semakin memanas menyebabkan Ketua Partai Buruh Keir Starmer menyerukan agar pemilu segera digelar. Seruan ini dilakukan setelah Liz Truss mundur sebagai perdana menteri pada Kamis, 20 Oktober 2022.
Starmer menyatakan pergolakan politik di Inggris menunjukkan Partai Konservatif tidak lagi layak untuk memerintah. Dia menyebut rakyat Inggris pantas mendapatkan yang lebih baik.
Baca juga: Krisis Inggris: Ekonomi Bergejolak setelah Liz Truss Memotong Pajak
"The Tories (Partai Konservatif) tidak dapat menanggapi kekacauan terbaru mereka, dengan hanya menunjuk jari mereka dan menyeret orang-orang di atas tanpa persetujuan dari orang-orang Inggris," kata Starmer dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Sky News, Jumat, 21 Oktober 2022.
Starmer menyatakan Partai Konservatif tidak boleh lagi melakukan eksperimen kepemimpinan. Dia menyebut Inggris bukanlah wilayah kekuasaan pribadi Partai Konservatif.
Partai Konservatif memenangkan suara mayoritas dalam pemilu 2019 dengan membawa pemilih baru ke dalam partai. Sesuai dengan sistem politik Inggris, partai pemenang pemilu punya hak membangun pemerintahan sendiri.
Pendaftaran untuk jabatan perdana menteri dari partai Konservatif akan dibuka mulai Jumat ini dan akan ditutup pada Senin siang, 24 Oktober 2022. Pemimpin baru akan dipilih pada akhir pekan depan.
Dua kandidat terkuat akan berdebat langsung dan disiarkan di televisi. Setelah itu akan dilakukan pemungutan suara online bagi anggota partai untuk memilih.
Rishi Sunak, Jeremy Hunt, Penny Mordaunt dan Ben Wallace semuanya disebut-sebut sebagai calon penerus Truss.