Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Malaysia Deportasi Pencari Suaka Myanmar

Reporter

Editor

Yudono Yanuar

image-gnews
Pengungsi Karen yang membawa harta benda terlihat di tepi sungai Salween di Mae Hong Son, Thailand, 29 Maret 2021. Ribuan orang melarikan diri pada akhir pekan setelah jet tempur militer Myanmar menyerang desa-desa di dekat perbatasan Thailand yang dikuasai oleh kelompok etnis bersenjata yang telah menyerang sebuah pos militer setelah kudeta 1 Februari. Karen Women's Organization/Handout via Reuters
Pengungsi Karen yang membawa harta benda terlihat di tepi sungai Salween di Mae Hong Son, Thailand, 29 Maret 2021. Ribuan orang melarikan diri pada akhir pekan setelah jet tempur militer Myanmar menyerang desa-desa di dekat perbatasan Thailand yang dikuasai oleh kelompok etnis bersenjata yang telah menyerang sebuah pos militer setelah kudeta 1 Februari. Karen Women's Organization/Handout via Reuters
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Malaysia mendeportasi 150 warga negara Myanmar Oktober ini, termasuk mantan perwira angkatan laut yang mencari suaka. Pemerintah Malaysia juga berencana untuk memulangkan warga Myanmar  meskipun ada risiko penangkapan yang mereka hadapi di dalam negeri.

Deportasi itu dilakukan meskipun Malaysia mengecam kekerasan yang terjadi di Myanmar sejak militer menggulingkan pemerintah terpilih pimpinan peraih Nobel Aung San Suu Kyi tahun lalu.

Menurut laporan Reuters, Rabu, 19 Oktober 2022, sumber yang tidak ingin diungkap identitasnya, menyatakan pihak berwenang Malaysia menangkap enam mantan perwira angkatan laut Myanmar bulan lalu dan mendeportasi mereka dengan pesawat pada 6 Oktober 2022.

Setidaknya satu petugas, Kyaw Hla, dan istrinya, Htay Htay Yee, ditahan setibanya di kota Yangon, Myanmar, kata sumber tersebut.

Keduanya dideportasi dari Malaysia karena gagal memegang dokumen yang sah untuk tinggal di negara itu, kata sumber tersebut.

Setidaknya tiga dari mantan perwira dan Htay Htay Yee telah mencari perlindungan dari badan pengungsi PBB dan telah mengajukan kartu yang akan mengidentifikasi mereka sebagai pengungsi, kata sumber tersebut.

Pihak Junta Myanmar belum memberikan komentar terkait kasus ini. Namun Kedutaan Myanmar di Malaysia mengatakan dalam sebuah posting di Facebook bahwa 150 warga negara Myanmar dideportasi dengan pesawat pada 6 Oktober, bekerjasama dengan otoritas imigrasi Malaysia.

Departemen Imigrasi Malaysia, kementerian luar negeri, dan kantor perdana menteri belum mengeluarkan pernyataan terkait kasus ini.

UNHCR Prihatin

Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) tidak mengatakan apakah telah menerima permohonan suaka dari mereka yang dideportasi, namun merasa simpati dan prihatin terhadap deportasi tersebut.

“Tidak hanya di Malaysia, orang-orang yang melarikan diri dari Myanmar harus diberi akses ke wilayah untuk mencari suaka dan dilindungi dari pemulangan paksa,” katanya dalam sebuah pernyataan kepada Reuters.

"Orang-orang dari Myanmar, yang sudah berada di luar negeri, tidak boleh dipaksa kembali ketika mencari perlindungan internasional."

Badan tersebut tidak mengomentari bahaya yang dihadapi oleh warga negara Myanmar yang dideportasi kembali ke negaranya.

Myanmar berada dalam krisis sejak kudeta memicu penentangan luas terhadap kembalinya kekuasaan militer setelah satu dekade reformasi demokrasi tentatif.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Junta menangkap ribuan orang termasuk Suu Kyi dan banyak rekannya, birokrat, mahasiswa, serta jurnalis dalam upaya untuk meredam perbedaan pendapat.

Malaysia menampung lebih dari 100.000 Muslim Rohingya dari Myanmar yang melarikan diri dari tindakan keras di dalam negeri. Namun baru-baru ini, Malaysia telah mendeportasi lebih banyak orang Myanmar karena kebijakan yang lebih keras terhadap pengungsi dan migran.

Para kritikus menganggap pemerintah Malaysia bersikap kontradiktif setelah Malaysia mengecam tindakan militer Myanmar, dalam sebuah penyimpangan dari konvensi regional untuk tidak mengkritik sesama anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah mengutuk eksekusi Myanmar pada bulan Juli terhadap empat aktivis pro-demokrasi sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan yang mengolok-olok upaya perdamaian ASEAN.

Dia mendesak negara-negara Asia Tenggara untuk terlibat dengan oposisi Myanmar dan meminta ASEAN untuk 'menguatkan' upaya memberikan bantuan kemanusiaan dan mengupayakan proses perdamaian Myanmar.

Dikritik Oposisi

Anggota parlemen oposisi Malaysia Charles Santiago mengatakan pemerintah harus menghentikan deportasi dan mengadopsi kebijakan yang konsisten di Myanmar berdasarkan hak asasi manusia dan demokrasi.

"Mengirim pengungsi Myanmar ke negara di mana mereka kemungkinan akan dipenjara, mungkin disiksa, dan mungkin dibunuh oleh junta kriminal membuat pihak berwenang Malaysia terlibat dalam kejahatan itu," katanya kepada Reuters.

Terlepas dari kritik semacam itu, Malaysia berencana untuk mendeportasi lebih banyak warga negara Myanmar, menurut para pemimpin masyarakat yang mengatakan bahwa mereka diberi pengarahan oleh pihak berwenang tentang rencana deportasi.

Seorang pria telah mengajukan tantangan hukum terhadap penahanannya dan kemungkinan deportasi, menurut pengacaranya, New Sin Yew.

Ia mengatakan kepada Reuters bahwa pria itu telah terlibat dalam gerakan pembangkangan sipil Myanmar, telah mencari suaka di Malaysia, dan mengajukan permohonan perlindungan UNHCR.

Pengadilan Tinggi Kuala Lumpur telah memerintahkan penangguhan sementara deportasi pria itu, sambil menunggu sidang pada Kamis, 20 Oktober 2022.

REUTERS | NESA AQILA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


8 Makanan Oleh-Oleh Khas Malaysia yang Kekinian dan Murah

7 jam lalu

Saat melancong ke Malaysia, jangan lupa membeli oleh-oleh khas Malaysia yang kekinian dan murah. Berikut ini rekomendasinya. Foto: Canva
8 Makanan Oleh-Oleh Khas Malaysia yang Kekinian dan Murah

Saat melancong ke Malaysia, jangan lupa membeli oleh-oleh khas Malaysia yang kekinian dan murah. Berikut ini rekomendasinya.


Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

12 jam lalu

Polisi mengamankan nelayan asing pelaku pencurian ikan di Belawan, Sumatera Utara, 21 Mei 2015. Personel Dit Polair berhasil menangkap satu nahkoda dan empat nelayan asing asal Thailand, yang mencuri ikan di perairan laut Indonesia dengan barang bukti ikan sebanyak 1 ton. ANTARA/Irsan Mulyadi
Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia


Desain Unik Skywalk Terpanjang di Dunia yang Baru Dibuka di Langkawi

1 hari lalu

Eagle's Nest SkyWalk di Langkawi, Malaysia, skywalk terpanjang di dunia. Instagram.com/@langkawiskycab
Desain Unik Skywalk Terpanjang di Dunia yang Baru Dibuka di Langkawi

Langkawi menyuguhkan objek wisata baru berupa skywalk dengan desain untuk


Dua Produser Program Televisi Korea Selatan yang Dibintangi Hyoyeon SNSD dan Dita Karang Dideportasi Imigrasi Bali

1 hari lalu

Hyoyeon SNSD. Foto: Instagram/@hyoyeon_x_x
Dua Produser Program Televisi Korea Selatan yang Dibintangi Hyoyeon SNSD dan Dita Karang Dideportasi Imigrasi Bali

Setelah diperiksa Imigrasi, 15 kru dan artis Korea Selatan, termasuk Hyoyeon SNSD dan Dita Karang sudah kembali ke Korsel pada Jumat lalu.


Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

1 hari lalu

Sejumlah imigran melintasi pagar pembatas saat memasuki area Channel Tunnel, terowongan kereta bawah laut yang menghubungkan antara Inggris dan Prancis di Calais, Prancis, 29 Juli 2015. Lebih dari 2.000 imigran ilegal melakukan aksi berbahaya dengan mencoba memasuki Inggris dari Perancis melalui Channel Tunnel. REUTERS/Pascal Rossignol
Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.


Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

2 hari lalu

Suporter Indonesia memberi dukungan saat pertandingan  Timnas U-23 Indonesia melawan Timnas U-23 Korea Selatan pada babak perempat final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Qatar, Jumat 26 April 2024.. Timnas U-23 Indonesia lolos ke semifinal Piala Asia U-23 setelah mengalahkan Korea Selatan melalui adu pinalti dengan agregat 11-10, setelah sebelumnya bermain imbang dengan skor 2-2. ANTARA FOTO/HO-PSSI
Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

Timnas U-23 Indonesia akan berduel melawan Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 pada senin malam WIB, 29 April 2024.


Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

2 hari lalu

Polsek Badau menggagalkan upaya penyelundupan puluhan Pekerjaan Migran Indonesia (PMI) non prosedural yang hendak bekerja di Negara Malaysia melalui jalur tidak resmi di wilayah Badau perbatasan Indonesia-Malaysia, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. ANTARA/HO-Polsek Badau. (Teofilusianto Timotius)
Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

Supriyanto mengatakan puluhan pekerja migran tersebut rata-rata berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat (NTB).


Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

3 hari lalu

PSDKP KKP menangkap kapal asing berbendera Malaysia melakukan illegal fishing di perairan Selat Malaka, Kamis, 25 April 2024. Foto: PSDKP KKP
Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.


KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

3 hari lalu

Penenggelaman dua kapal ikan asing pelaku pencurian ikan di Pelabuhan Perikanan Samudera Kotaraja Lampulo, Aceh, Kamis 18 Maret 2021. ANTARA/HO-KKP
KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi


Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

3 hari lalu

Suharso Monoarfa bertemu Luhut Binsar Panjaitan di Singapura. Instagram/@Suharsomonoarfa
Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masih banyak masyarakat berobat ke luar negeri.