TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Volodymyr Zelensky menyatakan ketergantungan Rusia pada drone buatan Iran untuk menyerang Ukraina menandakan negara itu telah bangkrut, baik secara politik maupun militer. Pada Selasa, 18 Oktober 2022, Zelensky mengatakan menggunakan senjata buatan Iran merupakan pengakuan tidak langsung atas kegagalan Moskow. Selama puluhan tahun, Moskow telah mendanai industri pertahanan Soviet dan pasca-Soviet.
Baca: Iran Kirim Rudal dan Drone Kamikaze ke Rusia, meski Terancam Sanksi Barat
Ukraina mengatakan serangan terbaru Rusia terhadap infrastruktur mengandalkan drone Kamikaze Shahed-136 buatan Iran. Namun Iran membantah telah memasok kendaraan udara tak berawak ke Rusia. Pernyataan Iran ini juga dibantah oleh Washington.
Kremlin juga tak secara langsung membantah atau mengakui penggunaan drone Kamikaze. Pada Selasa, Kremlin mengatakan tidak memiliki informasi apakah drone kamikaze Iran digunakan atau tidak.
"Mari kita ingat fakta bahwa Rusia telah meminta bantuan dari Iran yang merupakan pengakuan oleh Kremlin bahwa negara itu bangkrut dalam hal militer dan politik," kata Zelensky dalam pidatonya Selasa malam. “Selama beberapa dekade, mereka (Rusia) menghabiskan miliaran dolar untuk kompleks industri militer sendiri. Pada akhirnya, mereka tunduk pada Teheran untuk mengamankan drone dan rudal yang cukup sederhana,” ujarnya.
Zelensky, yang mengatakan serangan terbaru telah membuat 30 persen pembangkit listrik Ukraina tidak berfungsi. Dia mengatakan penggunaan senjata mungkin menimbulkan harapan dan ilusi di antara para pemimpin Rusia, tetapi tetap tidak akan membantu. "Ini hanya akan menunjukkan kepada dunia sekali lagi bahwa Rusia menuju kekalahan dan mencoba menyeret salah satu kaki tangannya ke dalam teror ini," katanya.
Iran Juga Pasok Rudal ke Rusia
Pasokan senjata ke Rusia diakui oleh Iran. Selain drone, salah satu diplomat Iran membocorkan bahwa negara ini siap memasok rudal ke Rusia meski Amerika Serikat dan Barat mengancam dengan sanksi. Kesepakatan itu dicapai ketika Wakil Presiden Iran Mohammad Mokhber, dua pejabat pengawal revolusi dan seorang pejabat dari Dewan Keamanan Nasional Tertinggi mengunjungi Moskow pada 6 Oktober 2022.
Reuters dalam laporannya Rabu, 18 Oktober 2022, menyebutkan bahwa dua pejabat senior dan dua diplomat Iran mengkonfirmasi penjualan rudal tersebut. Seorang pejabat barat yang diberi pengarahan tentang masalah ini mengkonfirmasi, bahwa ada kesepakatan antara Iran dan Rusia untuk menyediakan rudal balistik jarak pendek permukaan-ke-permukaan, termasuk Zolfaghar.
Iran setuju untuk memasok dorne Shahed-136, senjata bersayap delta yang digunakan sebagai pesawat serangan udara-ke-permukaan "kamikaze". Drone ini membawa hulu ledak kecil. Fateh-110 dan Zolfaghar adalah rudal permukaan ke permukaan jarak pendek yang mampu mengenai target pada jarak antara 300 km dan 700 km.
Munculnya rudal Iran selain drone di gudang senjata Moskow dalam perang dengan Ukraina akan meningkatkan ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat dan kekuatan Barat lainnya.
Departemen Luar Negeri AS menilai bahwa drone Iran digunakan pada Senin pagi di ibukota Ukraina Kyiv, kata seorang pejabat AS. Juru bicara Gedung Putih Karinne Jean-Pierre juga menuduh Teheran berbohong ketika menyatakan drone Iran tidak digunakan oleh Rusia di Ukraina.
Iran memperkuat hubungan strategis dengan Rusia untuk menghadapi blok Arab-Israel yang didukung AS. Komandan Pengawal Revolusi Iran, Hossein Salami mengatakan bulan lalu beberapa "kekuatan utama dunia" bersedia membeli peralatan militer dan pertahanan dari Iran.
Baca juga: Kremlin Mengaku Tak Punya Informasi soal Penggunaan Drone Kamikaze
REUTERS | NESA AQILA | DRC