TEMPO.CO, Jakarta - Iran menangkap Faezah Hashemi, putri mantan Presiden Akbar Hashemi Rafsanjani, dalam demonstrasi memprotes kematian Mahsa Amini. Faezah Hashemi ditangkap pada 27 September 2022, di ibukota Teheran.
Baca: Demo Mahsa Amini di Iran Belum Mereda, Pakar: Mereka Ingin Perubahan
"Hashemi telah didwaksa melakukan kolusi, mengganggu ketertiban umum dan propaganda melawan republik Islam," ujar juru bicara kehakiman Massoud Setayeshi kepada wartawan, dilansir dari Arab News, Rabu, 12 Oktober 2022.
Faezeh Hashemi, 59, adalah mantan anggota parlemen dan aktivis hak-hak perempuan. Ia ditangkap karena dilaporkan menghasut warga untuk ambil bagian dalam demo Iran.
Penangkapannya terjadi di tengah gelombang kerusuhan yang terus mengguncang Iran sejak Mahsa Amini, 22 tahun, seorang wanita Kurdi Iran, meninggal pada 16 September 2022 setelah ditangkap oleh polisi moral di Teheran. Amini diduga melanggar aturan berpakaian ketat.
Pada Juli, Faezah Hashemi telah menghadapi tuduhan terpisah karena melakukan aktivitas propaganda melawan negara dan penistaan agama dalam komentar media sosial. "Pada Maret, ia juga dihukum 15 bulan penjara dan dua tahun hukuman tambahan seperti larangan aktivitas internet,” kata Setayeshi, tanpa menjelaskan lebih lanjut. Pada 2012, Hashemi dijatuhi hukuman enam bulan penjara atas tuduhan propaganda melawan republik Islam.
Almarhum ayah Hashemi, Akbar Hashemi Rafsanjani adalah Presiden Iran yang menjabat antara 1989 hingga 1997. Rafsanjani meninggal pada 2017. Ia dianggap moderat karena menganjurkan menjalin hubungan dengan Barat dan Amerika Serikat.
Iran mengatakan puluhan orang telah tewas dalam protes yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini. Termasuk korban tewas dalam demo Iran adalah 18 personel keamanan. Ratusan orang telah ditangkap karena dituduh terlibat kerusuhan.
Baca juga: Kementerian Luar Negeri Iran Minta Turis Hormati Aturan
ARAB NEWS | HINDUSTAN TIMES