TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyoroti perang Rusia dan Ukraina yang masih terus berlangsung. Dia menyebut kedua belah pihak belum ada keinginan untuk berdamai walaupun Presiden Joko Widodo atau Jokowi sudah berupaya menengahi dengan kunjungan ke Ukraina dan Rusia.
Retno dalam pidatonya di Lemhannas menggarisbawahi kompleksitas perang di Ukraina. Menurut dia, RI terus berupaya membangun jembatan dari perbedaan pandangan yang ada, termasuk dengan kunjungan Presiden Jokowi ke Moskow dan Kyiv beberapa bulan lalu. Sebuah upaya diplomatik yang sama juga dilakukan oleh PBB dan Turki.
"Hasilnya? belum kelihatan. Kenapa belum kelihatan? karena appetite untuk menyelesaikan masalah masih sangat rendah. Kedua pihak yang terkait masih mengedepankan pendekatan yang bukan perdamaian," kata Retno di Seminar PPRA 64 Lemhannas pada Selasa, 11 Oktober 2022.
Deklarasi pencaplokan empat wilayah Ukraina oleh Rusia pekan lalu memanaskan ketegangan dua negara yang sama-sama bekas Uni Soviet itu. Tak lama setelahnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengumumkan pengajuan jalur cepat keanggotaan blok militer Barat, NATO.
Menyikapi perang di Ukraina, Retno menegaskan, posisi Indonesia menyerukan setiap negara wajib menghormati kedaulatan dan integritas wilayah negara lain. RI juga konsisten bersikap bahwa konflik harus diselesaikan secara damai di meja perundingan dan bukan di medan perang.
"Sampai kapan perang akan berlangsung? kapan akan berakhir? to be honest with you, kita tidak tahu kapan perang dapat selesai dan sepanjang perang terus berlangsung dampaknya pun akan sangat dirasakan terutama oleh negara berkembang," kata Retno.
Pertempuran Rusia dan Ukraina meningkat awal pekan ini. Rusia melancarkan serangan udara besar-besaran termasuk ke ibukota Kyiv beberapa hari setelah ledakan besar terjadi di jembatan penghubung Rusia-Krimea.
DANIEL AHMAD