TEMPO.CO, Jakarta - Sumaee, balita laki-laki usia tiga tahun, selamat dalam penembakan di Thailand pada Kamis, 6 Oktober 2022 yang menewaskan 37 orang. Pelaku penembakan adalah mantan aparat kepolisian bernama Panya Kamrap.
Sumaee kena tembak dua kali di kepala serta luka tikaman dari Panya. Serangan itu nyaris merenggut nyawanya sebelum ahli bedah saraf mengeluarkan peluru dari kepalanya.
Ibunya, Joy, menceritakan putranya ditikam terlebih dahulu sebelum ditembak. Dia hampir pingsan ketika mendengar berita tentang penembakan itu karena takut anaknya meninggal. Namun, beberapa saat kemudian, suaminya melihat putra mereka yang masih kecil dibawa ke ambulan.
"Saya memegangi kakinya di ambulans dan mencoba memberitahu dia agar bertahan," ujarnya kepada Skynews.
Orang-orang berdoa di kuil Wat Rat Samakee untuk anak-anak yang menjadi korban penembakan di kota Uthai Sawan, provinsi Nong Bua Lam Phu, Thailand 8 Oktober 2022. REUTERS/Jorge Silva
Joy mengaku merasa bersalah karena percakapan terakhir yang dia lakukan dengan putranya sebelum dia terluka dalam penembakan itu. Anak itu memohon padanya untuk tidak pergi ke sekolah hari itu tetapi ibunya tetap memintanya untuk pergi.
Tidak hanya Sumaee, seorang anak perempuan bernama Paveenut Supolwong, 3 tahun, yang akrab disapa Ammy juga selamat dalam penembakan massal tersebut. Ammy selamat lantaran menutup dirinya dengan selimut ketika sedang tidur siang.
Insiden penembakan tersebut menumpahkan kesedihan bagi keluarga dan kerabat korban. Ratusan orang berkumpul di kuil-kuil untuk memanjatkan doa kepada korban pada Sabtu, 8 Oktober 2022.
Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha diperkirakan akan menghadiri doa malam di tiga kuil. Sebelumnya, Prayuth mendatangi lokasi kejadian sehari setelah penembakan untuk memberi penghormatan.
Raja dan Ratu Thailand juga akan mengunjungi pusat penitipan anak yang dikelola pemerintah pada Jumat, 7 Oktober 2022 untuk menghibur kerabat yang sedang berduka akibat pembantaian terburuk dalam sejarah Negeri Gajah Putih itu.
Pelaku pembunuhan, Panya juga membunuh anak serta istrinya setelah melakukan pembantaian massal. Dia lalu menembak dirinya sendiri. Dia dikeluarkan dari Kepolisian Thailand lantaran terkait kasus narkoba.
DAILYMAIL | NESA AQILA
Baca juga: CNN Minta Maaf Masuki Situs Pembantaian Thailand Tanpa Izin
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.