TEMPO.CO, Jakarta - Seorang anak perempuan berusia tiga tahun secara ajaib selamat dari penembakan massal di Thailand pada Kamis lalu. Seperti dilansir Daily Mail akhir pekan ini , Nong Am tengah tertidur lelap dengan selimut menutupi kepalanya saat teman-temannya dibantai oleh seorang mantan polisi.
Nong Am berada di kamar tidur siang bersama anak-anak lain ketika mantan polisi Panya Khamrab, 34 tahun, menikamkan pisau dan menembakkan senjata yang menewaskan 37 anak-anak dan orang dewasa pada Kamis sore dalam sebuah serangan yang mengejutkan dunia.
Anak perempuan itu tetap tertidur lelap dengan selimut menutupi kepalanya meski anak-anak lain panik - dan dibunuh oleh penyerang. Pelaku tampaknya tidak memperhatikan balita yang sedang tidur itu dan melewatinya tanpa cedera.
Paman Nong Am, Wutthichai Baothong, berterima kasih kepada para guru di sekolah karena telah membantu melindunginya. Dia mengatakan dia adalah satu-satunya anak muda di kelas yang selamat dari pembantaian itu.
“Ini adalah keajaiban dari Tuhan yang menyelamatkan hidup keponakan saya. Saudara dan saudari, dari 30, dia adalah satu-satunya yang selamat.”
Nong Am menghabiskan waktu dihibur oleh kerabatnya - tampaknya tidak menyadari kekacauan yang terjadi pada sore hari di Nong But Lamphu, Thailand utara.
Baca juga: Duka untuk 30 Korban Pembantaian Mantan Polisi di Thailand
Kisahnya muncul saat foto-foto korban tak berdosa dari amukan Khamrab mulai dirilis, termasuk foto memilukan dari dua anak kembar yang terbunuh dan seorang guru yang hamil delapan bulan. Weerapat dan Weeraphon Nuatkao, keduanya berusia tiga tahun, dan guru Supaporn Pramongmuk termasuk di antara mereka yang tewas dalam pembantaian itu.
Suaminya memposting penghargaan yang menyentuh di Facebook. “Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua dukungan untuk saya dan keluarga saya. Istri saya telah memenuhi setiap tugasnya ebagai guru,” tulis suami Seksan Srirach. “Tolong jadilah guru di surga, dan anakku tolong jaga ibumu di surga.”