TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei menyalahkan negara-negara Barat atas demonstrasi besar-besaran yang terjadi di negerinya. Gelombang unjuk rasa di Iran dipicu kematian Mahsa Amini, perempuan yang tewas usai ditahan polisi moral karena menggunakan pakaian yang kurang patut.
Berbicara dalam dalam acara wisuda taruna sejumlah Akademi Militer Angkatan Bersenjata Iran, Khamenei mengatakan, kematian Amini membuat hati semua orang di Iran terbakar. Namun, reaksi yang muncul atas peristiwa ini dia anggap tidak biasa dan normal.
"Di Iran, pejabat tiga lembaga tinggi negara telah menyampaikan belasungkawa, dan Mahkamah Agung Iran sudah berjanji untuk mengusut kasus ini sampai akhir," kata Khamenei dalam keterangan tertulis yang dibagikan Kedutaan Besar Iran di Jakarta pada Jumat, 7 Oktober 2022.
Seseorang wanita mencukur kepalanya saat protes atas kematian wanita Iran, Mahsa Amini di New York City, New York, AS, 27 September 2022. REUTERS/Stephanie Keith
Baca juga: Rusia Tangkap Kepala PLTN Zaporizhzhia
Ayatullah Khamenei menyebut gangguan yang menyebabkan kekacauan di Iran akan selalu terjadi. Jikalau pun tidak ada kematian Amini, dalih lain yang diciptakan oleh negara-negara berseberangan dengan Iran diyakininya akan muncul. Kendati demikian, dia mengingatkan masyarakat Iran sangat kuat.
Berbagai lapisan masyarakat di seluruh Iran berunjuk rasa sebagai bentuk kemarahan atas kematian Amini. Seperti dilansir Reuters, perempuan Kurdi Iran itu meninggal setelah ditahan di Teheran pada 13 September 2022 karena "pakaian yang tidak pantas".
Kematian seorang gadis berusia 17 tahun sejak dimulainya protes telah menjadi titik fokus kemarahan pengunjuk rasa lainnya. Aktivis di Twitter mengatakan Nika Shakarami terbunuh di Teheran saat berdemonstrasi atas kematian Amini.
Media milik pemerintah Iran menyatakan pada Rabu, 5 Oktober 2022, sebuah kasus peradilan telah dibuka atas kematian Shakarami. Para pejabat mengklaim itu tidak ada hubungannya dengan kerusuhan, dan bahwa dia telah jatuh dari atap dan tubuhnya tidak mengandung luka peluru.
Kelompok-kelompok HAM melaporkan, ribuan orang ditangkap dan ratusan luka-luka dalam tindakan keras yang dilakukan oleh pasukan keamanan termasuk Basij, yakni milisi sukarelawan yang berafiliasi dengan Garda Revolusi Iran. Kelompok HAM menyebutkan jumlah korban tewas lebih dari 150 orang.
Ayatullah Khamenei menuding beberapa orang yang turun ke jalan adalah sisa-sisa oknum yang sebelumnya mendapatkan pukulan dari Pemerintah Iran seperti kelompok teroris MKO, kelompok separatis, kelompok monarki, dan keluarga dinas intelijen Shah Iran yaitu Savak. Dia meminta, Mahkamah Agung Iran mengadili serta menghukum mereka sesuai tingkat keterlibatan dalam perusakan dan gangguan keamanan di jalan-jalan.
Kerusuhan nasional yang dipicu oleh kematian Amini, telah menjadi tantangan terbesar para pemimpin Iran selama bertahun-tahun. Pengunjuk rasa menuntut ada pergantian sistem di Republik Islam Iran, yang didirikan pada 1979.
Baca juga: WNI di Iran Diminta Tak Ikut Unjuk Rasa Kematian Mahsa Amini
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini