TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan seruan Perdana Menteri Israel Yair Lapid tentang solusi dua negara adalah "perkembangan positif". Namun ia mengingatkan bahwa realisasinya sangat bergantung pada negosiasi.
“Ujian sebenarnya dari kredibilitas dan keseriusan sikap ini adalah bagi pemerintah Israel untuk segera kembali ke meja perundingan,” katanya kepada Majelis Umum PBB, dalam pidato yang sebagian besar mengecam pendudukan Israel atas wilayah Palestina.
Israel menduduki Yerusalem Timur, Tepi Barat, dan Gaza milik Palestina dalam perang Timur Tengah 1967. Perundingan damai Israel-Palestina yang disponsori AS gagal pada 2014.
Upaya untuk mencapai kesepakatan dua negara, yang melibatkan negara Israel dan Palestina yang berdampingan, telah lama terhenti.
"Kepercayaan kami dalam mencapai perdamaian berdasarkan keadilan dan hukum internasional sayangnya memudar karena kebijakan pendudukan Israel," kata Abbas, menyebut Israel sebagai "rezim apartheid."
Palestina dan kelompok-kelompok hak asasi mengatakan Israel telah memperkuat kendalinya atas wilayah Palestina yang diduduki melalui kekuasaan militernya atas jutaan warga Palestina dan pembangunan pemukiman yang terus berlanjut. Beberapa pihak meragukan apakah solusi dua negara tetap layak saat ini.
"Israel tidak menyisakan kami tanah di mana kami dapat mendirikan negara merdeka karena ekspansi pemukiman yang terus menerus," kata Abbas. "Di mana orang-orang kita akan hidup dalam kebebasan dan martabat?"
Sebagian besar negara menganggap permukiman Tepi Barat Israel ilegal. Namun Israel membantah itu, dan menggambarkan wilayah itu sebagai hak dan benteng pertahanan berdasarkan kitab suci mereka.
Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan mengatakan dalam sebuah tweet pada hari Jumat bahwa Palestinalah yang telah menolak rencana perdamaian di masa lalu.
Penyebutan formula dua negara oleh Lapid adalah yang pertama oleh seorang pemimpin Israel di panggung PBB selama bertahun-tahun dan menggemakan dukungan Presiden AS Joe Biden di Israel pada bulan Agustus untuk proposal yang sudah lama tidak aktif.
Lapid berbicara kurang dari enam minggu sebelum pemilihan 1 November yang dapat mengembalikan kekuasaan mantan Perdana Menteri sayap kanan Benjamin Netanyahu, penentang lama negara Palestina.
Mahmoud Abbas mengatakan bahwa sementara pemerintah Barat telah mendukung formula dua negara, mereka sebenarnya telah menghalangi implementasinya dengan tidak mengakui Palestina sebagai sebuah negara dan dengan melindungi Israel dari pertanggungjawaban.
REUTERS | NESA AQILA