TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Volodymyr Zelensky menyerukan komunitas dunia menghukum Rusia atas invasi yang dilancarkannya ke Ukraina. Di tengah eskalasi perang Ukraina usai Presiden Vladimir Putin mengumumkan mobilisasi militer parsial, Zelensky menyebut hukuman terhadap Rusia sebagai tahap awal dari perundingan damai.
Berpidato di Sidang Umum PBB, Rabu, 21 September 2022, Zelensky menyinggung, hukuman pantas diberikan kepada Rusia karena agresinya yang berniat mencaplok wilayah Ukraina, konsekuensi perang terhadap warga sipil, dan dampak destruktif lainnya. Ia menyatakan invasi Rusia ke Ukraina ini berakibat bukan hanya ke negaranya, tetapi juga dunia.
"Sebuah kejahatan telah dilakukan terhadap Ukraina, dan kami menuntut hukuman yang adil," kata Zelensky dikutip dari Kantor Kepresidenan Ukraina, Kamis, 22 September 2022.
Pasukan Rusia menyerbu Ukraina sejak 24 Februari 2022. Titik-titik pertempuran bergeser sesuai dengan strategi militer kedua negara. Setelah gagal menggapai Kyiv di awal invasi, Rusia memfokuskan serangan di Donbas, wilayah timur Ukraina.
Belakangan ini, Kyiv melancarkan serangan balasan di wilayah timur dan selatan. Ukraina mengklaim pasukannya telah menembus lebih jauh ke timur, wilayah yang baru-baru ini ditinggalkan oleh Rusia. Manuver militer ini membuka jalan bagi kemungkinan serangan terhadap pasukan pendudukan Moskow di wilayah Donbas.
Negara-negara seperti Amerika Serikat dan Inggris, serta blok Uni Eropa, mengecam invasi Rusia ke Ukraina. Aliansi Barat menghukum Rusia dengan sanksi ekonomi dan isolasi di forum internasional.
"Sanksi terhadap agresor merupakan bagian dari formula perdamaian. Memblokir perdagangan dan hubungan dengan agresor adalah bagian dari formula perdamaian. Semua ini adalah hukuman," tutur Zelensky.
Ancaman Putin
Di tengah spekulasi kemunduran di medan perang, Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu, 21 September 2022, memerintahkan mobilisasi militer untuk perang Ukraina. Putin memperingatkan negara-negara Barat bahwa dia tidak hanya menggertak dan siap menggunakan senjata nuklir demi membela Rusia.
"Jika integritas teritorial negara kami terancam, kami tanpa ragu akan menggunakan semua cara yang tersedia untuk melindungi Rusia dan rakyat kami - ini bukan gertakan," kata Putin dalam pidato yang disiarkan televisi Rusia.
Merujuk pada ekspansi NATO menuju perbatasan Rusia, Putin menyebut Barat sedang merencanakan untuk menghancurkan negaranya. Pemimpin Rusia itu menganggap Barat sedang melakukan "pemerasan nuklir" dengan potensi penggunaan senjata tersebut terhadap Moskow. Ia menganggap Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Eropa memaksa Rusia melakukan operasi militer di Ukraina.
Dalam pidato Sidang Umum PBB, Zelensky menyarakan dibentuknya Pengadilan Khusus untuk kejahatan Rusia ke Ukraina. Ia mengaku sudah menyiapkan langkah-langkah yang tepat untuk membentuk Pengadilan tersebut. Proposalnya akan disajikan ke semua negara.
Ukraina akan mengajukan banding ke Majelis Umum PBB untuk mendukung mekanisme kompensasi internasional. Zelensky juga menyarankan untuk menghapus hak-hak internasional Rusia, termasuk veto di Dewan Keamanan PBB. (*)
REUTERS