TEMPO.CO, Jakarta -Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson menerima kekalahannya dalam pemilihan umum yang digelar Ahad lalu. Politikus Sosial Demokrat itu mengakui kemenangan blok oposisi sayap kanan yang terbentuk dari empat partai.
Penghitungan suara pada Rabu, 14 September 2022, sebenarnya masih terus berlangsung, Namun demikian, Andersson menyatakan hasil pemilu menunjukkan blok sayap kanan telah menang.
"Oleh karena itu, besok saya akan meminta DPR untuk melepas jabatan saya," kata perdana menteri perempuan Swedia pertama itu kepada wartawan saat konferensi pers, dikutip dari Arab News, Kamis, 15 September 2022.
Koalisi sayap kanan yang terdiri dari Partai Kaum Moderat, Demokrat Swedia, Demokrat Kristen, dan Liberal mendapatkan 176 kursi di parlemen saat pemilu Minggu, 11 September 2022. Kubu kiri-tengah mendapatkan 173 kursi. Sementara total kursi di parlemen ada 349.
Pemilihan tersebut menandai titik balik dalam politik Swedia. Demokrat Swedia yang anti-imigran di atas angin menguasai kebijakan pemerintah. Padahal, ketika partai itu pertama kali memasuki parlemen pada 2010, mereka dijauhi oleh semua partai besar.
Mereka diproyeksikan memenangkan 20,6 persen suara, menyalip Partai Moderat, yang mendapat 19,1 persen, sebagai partai kanan terbesar. Setelah memenangkan pemilu, tugas pertama dari koalisi sayap kanan saat ini adalah membentuk pemerintahan baru Swedia.
Baca juga: Pemilu Swedia, Partai Sayap Kanan Anti-Imigran Mengancam Petahana
ARAB NEWS