TEMPO.CO, Jakarta - Militer Ukraina pada Selasa, 13 September 2022, mengklaim telah menembak jatuh sebuah pesawat tak berawak atau drone buatan Iran. Rusia disebut menggunakan drone saat serangan balasan mereka terhadap pasukan Rusia di wilayah timur laut Kharkiv.
Drone Shahed-136 bersayap delta dijatuhkan di dekat kota Kupiansk saat pasukan Rusia mundur menuju perbatasan. Pesawat tanpa awak itu gagal meledak sesuai setelan awal.
Berdasarkan keterangan Intelijen Inggris yang dibagikan melalui Twitter Kementerian Pertahanan pada Rabu, 14 September 2022, drone Iran itu baru pertama kali digunakan oleh Rusia. Kementerian menambahkan bahwa Rusia diproyeksikan menerima persenjataan dari Iran dan Korea Utara sebab persediaannya semakin menipis. Iran sebelumnya membantah laporan intelijen Amerika Serikat pada Juli yang menyebut pihaknya berencana mengirim ratusan drone pembawa bom ke Rusia untuk digunakan dalam perang di Ukraina.
Shahed-136 adalah drone dengan serangan satu arah yang diklaim memiliki jangkauan 2.500 kilometer. Iran memiliki beberapa versi drone Shahed yang memiliki jangkauan sekitar 2.000 kilometer.
Sistem serupa buatan Iran kemungkinan telah digunakan dalam serangan di Timur Tengah, termasuk terhadap kapal tanker minyak Mercer Street pada Juli 2021. Arab News menulis, senjata ini juga digunakan oleh milisi Houthi yang didukung Iran di Yaman.
Para ahli menyebut drone pembawa bom seperti itu sebagai amunisi liar. Mereka terbang ke tujuan yang telah diprogram sebelum lepas landas dan meledak baik di udara di atas target atau saat tumbukan.
Iran semakin dekat dengan Rusia karena menghadapi sanksi ekonomi Amerika Serikat atas runtuhnya kesepakatan program nuklir Teheran pada 2018. Negosiasi untuk menghidupkan kembali kesepakatan menemui jalan buntu.
Ukraina dan Iran juga memiliki hubungan yang tegang, setelah Pengawal Revolusi menembak jatuh sebuah jet penumpang Ukraina pada 2020. Peristiwa itu menewaskan semua 176 penumpang di dalamnya. Di medan perang pada Selasa, Ukraina mengusir pasukan Rusia lebih jauh ke timur laut dan bersumpah untuk membebaskan semua wilayahnya.
Sejak Moskow meninggalkan benteng Kharkiv pada Sabtu, pasukan Ukraina telah merebut kembali lusinan kota dalam perubahan momentum medan pertempuran yang menakjubkan. Manuver baru Kyiv dianggap berhasil memberikan kekalahan terburuk Rusia sejak hari-hari awal perang.
Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Malyar mengatakan 150.000 orang telah dibebaskan dari kekuasaan Rusia di daerah itu. "Tujuannya adalah untuk membebaskan wilayah Kharkiv dan sekitarnya - semua wilayah yang diduduki oleh Federasi Rusia," katanya.
Presiden Volodymyr Zelensky menyatakan Barat harus mempercepat pengiriman sistem senjata, dan mendesak sekutu Ukraina untuk memperkuat kerja sama untuk mengalahkan teror Rusia. Negara-negara Barat sejauh ini telah memberi Ukraina miliaran dolar senjata yang menurut Kyiv telah membantu membatasi keuntungan teritorial Moskow. Pasukan Rusia menguasai sekitar seperlima negara di selatan dan timur, tetapi Ukraina sekarang melakukan ofensif di kedua wilayah tersebut.
Baca: 84 Pejabat Rusia Teken Petisi Minta Putin Mundur dan Tuduh Berkhianat
REUTERS | TWITTER | ARAB NEWS