TEMPO.CO, Jakarta - Tak kurang dari 70.000 orang berunjuk rasa di Praha menuntut pemerintah Ceko berbuat lebih banyak mengendalikan melonjaknya harga energi. Mereka juga minta negara di Eropa tengah itu netral secara militer dan memastikan kontrak langsung dengan pemasok gas, termasuk Rusia.
Para demonstran dari sejumlah kelompok politik sayap kanan dan pinggiran termasuk Partai Komunis, juga menyuarakan penentangan terhadap Uni Eropa dan NATO.
"Tujuan dari demonstrasi kami adalah untuk menuntut perubahan, terutama dalam memecahkan masalah harga energi, terutama listrik dan gas, yang akan menghancurkan perekonomian kita musim gugur ini," kata salah satu penyelenggara acara Jiri Havel kepada situs berita iDNES.cz, Sabtu, 3 Septem,ber 2022.
Protes di Wenceslas Square di pusat kota diadakan sehari setelah pemerintah selamat dari mosi tidak percaya di tengah klaim oposisi tentang kelambanan tindakan terhadap inflasi dan harga energi.
Pemungutan suara menunjukkan bagaimana krisis energi Eropa memicu ketidakstabilan politik karena melonjaknya harga listrik memicu inflasi, sudah pada tingkat yang tidak terlihat dalam tiga dekade.
Perdana Menteri Petr Fiala, yang memimpin koalisi lima partai kanan-tengah, mengatakan kepada kantor berita CTK bahwa para pengunjuk rasa tidak mengutamakan kepentingan negara.
"Protes di Lapangan Wenceslas diserukan oleh pasukan yang pro-Rusia, dekat dengan posisi ekstrem dan bertentangan dengan kepentingan Republik Ceko," katanya.
Reuters