TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin menjelaskan soal konflik di Ukraina kepada anak-anak sekolah. Ia mengatakan bahwa Moskow berusaha mengakhiri konflik di Ukraina, yang dimulai setelah kudeta Maidan 2014, serta mencegah munculnya daerah kantong anti-Rusia di wilayahnya.
Pernyataan itu diungkapkan Putin saat membuat pernyataan pada Kamis, 1 September 2022, selama kelas terbuka yang diadakan untuk anak-anak sekolah Rusia. Ia menyebut hal ini sebagai pembicaraan penting.
“Semua orang percaya bahwa semacam agresi di pihak Rusia sedang terjadi hari ini. Tidak ada yang mengerti atau tahu bahwa setelah kudeta di Ukraina tahun 2014, orang-orang Donetsk, Lugansk, Krimea, tidak mau mengakui hasil dari kudeta ini,” kata Putin dilansir dari Russia Today, Jumat, 2 September 2022.
Para pemimpin baru Ukraina pasca-Maidan memulai perang terhadap warga mereka sendiri. "Perang telah berkobar selama delapan tahun," ujarnya. “Dan tujuan kami, misi kami, misi tentara kami, dari milisi Donbass, adalah untuk mengakhiri perang ini, untuk melindungi orang dan tentu saja Rusia sendiri,” ujar Putin.
Daerah kantong anti-Rusia sedang dibuat di wilayah Ukraina saat ini. "Kantong anti-Rusia itu mengancam negara kita." ujarnya.
Putin juga menyinggung keadaan dan pendekatan pendidikan sekolah di Ukraina. Seperti disaksikan Menteri Pendidikan Rusia Sergey Kravtsov selama kunjungannya baru-baru ini ke Donetsk dan wilayah lain yang dibebaskan Rusia di Ukraina. Menurut Putin, anak-anak bahkan tidak tahu bahwa Ukraina dan Rusia adalah bagian dari satu negara yaitu Uni Soviet. "Mereka hanya tidak mengetahuinya, begitulah cara mereka diajari," ujarnya.
“Anak-anak sekolah (Ukraina) tidak tahu jembatan Krimea ada, mereka pikir itu palsu,” kata Putin. Ia mengacu pada jalan Kerch dan jembatan kereta api yang didirikan antara daratan Rusia dan semenanjung setelah reunifikasi 2014.
Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari 2022. Pada Februari 2022, Kremlin mengakui republik Donbass sebagai negara merdeka dan menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer Barat mana pun. Sementara Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan.
RUSSIA TODAY