TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri Jerman menyatakan seorang turis dari negara tersebut telah ditahan di Iran. Tak ada rincian lebih lanjut ihwal identitas turis itu.
Menurut Kementerian Luar Negeri seperti dilansir dari Reuters, Minggu, 28 Agustus 2022, pria itu telah menerima bantuan konsuler. Kementerian Dalam Negeri Iran juga tidak bersedia mengomentari penahanan tersebut.
Situs berita lokal Iran International menyebutkan, Iran menahan turis Jerman itu sekitar 40 hari lalu. Menanggapi penyelidikan oleh Radio Farda, Kemenlu Jerman mengatakan Iran menangkap turis berusia 66 tahun itu atas tuduhan mengambil gambar di daerah terlarang.
Menurut informasi yang diperoleh Radio Farda, ia telah melakukan perjalanan ke berbagai kota di Iran, termasuk Teheran dan Tabriz, dengan sepeda motor. Kini ia ditahan di penjara Aran-o-Bidgol dekat Kashan di penjara pusat Esfahan.
Pihak berwenang Jerman diberitahu tentang penangkapannya setelah ia tak lagi berkomunikasi dengan keluarganya melalui media sosial. Pihak keluarga lalu melapor ke kedutaan Jerman. Selanjutnya ia ditemukan telah ditangkap di Aran-o-Bidgol, tujuan wisata di tepi gurun tengah Iran.
Kementerian Luar Negeri Jerman tidak menyebutkan alasan perjalanannya ke Iran, atau waktu pasti penangkapannya. Namun Jerman menegaskan memiliki akses konsuler ke warga negara yang dipenjara ini.
Beberapa tahun terakhir, Iran kerap menahan orang asing dan warga negara ganda yang masuk ke negara itu. Penahanan setelah ada tuduhan spionase serta terkait keamanan di Iran.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia menyebut penahanan itu sebagai taktik untuk memenangkan konsesi dari luar negeri dengan menciptakan tuduhan. Namun hal itu telah dibantah oleh Teheran.
Pada Juni, pengadilan banding Iran mengkonfirmasi hukuman hampir sembilan tahun untuk turis Prancis yang dipenjara Benjamin Briere atas tuduhan mata-mata. Dia ditangkap dua tahun sebelumnya di di dekat perbatasan dengan Turkmenistan karena mengambil gambar dengan pesawat tak berawak.
Pada Juli, Iran mengatakan telah menangkap seorang warga negara Swedia atas tuduhan spionase. Beberapa minggu sebelumnya pengadilan di Stockholm menghukum seorang mantan pejabat Iran karena kejahatan perang.
Pengadilan Iran saat ini sedang mengadili Jamshid Sharmahd, seorang warga negara ganda Jerman-Iran yang dituduh memimpin kelompok oposisi bersenjata. Teheran mengatakan pada 2020 dinas intelijennya telah menahan Sharmahd yang berbasis di AS tanpa memberikan rincian. Keluarganya mengatakan dia telah diculik saat mengunjungi Dubai. Agustus lalu, sebuah pengadilan Iran menghukum aktivis hak Jerman-Iran Nahid Taghavi lebih dari 10 tahun penjara atas tuduhan keamanan nasional.
Baca: Pertama dalam 40 Tahun, Wanita Iran Diizinkan Menonton Pertandingan Sepak Bola Lokal
REUTERS | IRAN INTERNATIONAL